Sabtu, 31 Maret 2012

Batin yang bebas memiliki kerendahan hati

Pernahkah anda menyelami masalah ketergantungan psikologis? Jika anda menyelaminya sangat dalam, anda akan mendapati bahwa kebanyakan dari kita sangat kesepian. Kebanyakan dari kita memiliki batin yang begitu dangkal dan kosong. Kebanyakan dari kita tidak tahu apa arti cinta. Maka, dari rasa kesepian itu, kita melekat kepada sesuatu, melekat kepada keluarga, kita bergantung padanya. Lalu apabila istri atau suami berpaling dari kita, kita cemburu. cemburu bukanlah cinta, tetapi cinta di dalam keluarga yang diakui masyarakat dijadikan terhotmat. Itu adalah bentuk pertahanan lain, bentuk lain pelarian dari diri kita sendiri. 


Demikianlah setiap bentuk perlawaanan menghasilkan ketergantungan. Dan batin yang bergantung tidak pernah bebas.


Anda harus bebas, karena anda akan melihat bahwa batin yang bebas memiliki esensi kerendahan hati. Batin seperti itu yang bebas dan oleh karena itu memiliki kerendahan hati, dapat belajar-bukan batin yang menolak. Belajar adalah sesuatu yang luar biasa. Belajar, bukan menimbun pengetahuan. Menimbun pengetahuan adalah hal yang lain sekali. Yang kita sebut pengetahuan adalah relatif mudah, oleh karena hal itu adalah gerakan dari yang diketahui menuju yang diketahui. Tetapi belajar adalah gerakan dari yang diketahui menuju yang tak diketahui-anda hanya belajar secara itu bukan?*

*Mutiara kehidupan- J. Krishnamurti 

Hari ini tidak sibuk, maka buku menjadi teman hariku. Mari, kita belajar menyelami batin.


Minggu, 25 Maret 2012

Arti sebuah kegagalan

Apa arti sebuah kegagalan bagi Anda? Tentu semua pernah mengalami hal ini. Merasa down? Tentu. Saya baru saja mengalaminya. Ada beban moral di situ, terhadap orang-orang terdekat saya. Karena saya bukan seorang singgle, sehingga apapun yang saya perbuat berimbas pada mereka. Saya tidak bisa memberikan alibi apapun atas kegagalan itu. Saya tidak membela diri atas ini. Pun tidak bisa menunjuk di luar kenapa ini terjadi. Saya menunjuk ke dalam. Satu-dua hari saya hanya diam dan tidak banyak cakap. Dan kesalahan terbesar memang ada pada diri saya sebagai leadernya.

Dalam diam, saya menganalisa letak kesalahan langkah saya. Dari awal sampai akhir. Semakin saya merenung, semakin terurai satu per satu apa saja yang harus saya perbaiki di kemudian hari. Saya memahami bahwa kegagalan itu memang seperti sebuah pepatah yang seringkali kita dengar dulu. "Kegalalan adalah awal dari kesuksesan".

Pembelajaran yang sangat berharga adalah sebuah pengalaman. Dan itu seringkali mahal harganya bahkan tak ternilai dalam hitungan rupiah.

Namun apapun yang terjadi, meski rasa bersalah itu masih hadir sekian persen, semangat saya untuk memperbaiki masih membara sebagai pembuktian dari rasa tanggung jawab saya. Selanjutnya, saya pasti lebih baik Jika kita boleh berkaca pada orang-orang hebat di luar sana, tidak ada yang langsung suskes secara instan. Semua mengalami kejatuhan. Tengok saja kisah-kisah sukses para pengusaha. Dan saya belum seberapa. Langkah saya masih kecil, sehingga kerugiannya tergolong kecil pula. Kalau saya langsung sukses, saya tidak belajar. Kalau tidak saya lalui sekarang, mau kapan lagi? Selagi saya masih muda, masih bisa berusaha. hehehe

Saya bersyukur karena dikelilingi orang-orang yang mengasihi saya, sehingga tidak larut dalam keterpurukan rasa.

Terima kasih kepada alam semesta  yang memberi  ruang untuk menggembleng pribadi diri ini.


Senin, 19 Maret 2012

Nafas lain Ibu Kota (1)


Melewati jalan menuju tempat kerja, ada sebuah gerobak. Gerobak ini tertutup rapat. Sepasang sendal  jepit ada di samping gerobak itu. Beberapa kali, sempat saya melihat, ternyata ada penghuninya. Seorang laki-laki setengah baya. Sendirian.

Tadi pagi, tidak jauh dari gerobak itu, kira kira 5 meter, ada satu gerobak lagi. Kali ini isinya seorang ibu yang sedang mengendong bayi. Di sampingnya seorang bapak sudah sibuk membereskan barang-barang hasil memulungnya.

Jalan 5 meter ke depan, sebelah kanan ada apartemen. Sudah pasti isinya orang-orang yang mampu membelinya, atau menyewanya.

Hem... dua sudut yang berbeda tentu saja. Saya tidak mau berbicara tentang orang-orang berduit. Karena  ada kesempatan, pendidikan dan kemampuannya, sehingga memungkinkan mereka untuk menambang uang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Termasuk beruntungkah mereka? Tentu saja.

Kita lihat anak dalam gendongan ibu dalam gerobak kedua. Kebutuhan primer seperti makan, pasti hanya ala kadarnya. Kebutuhan akan papan, sudah terlihat jelas, hidupnya hanya dalam sekotak gerobak.Kebutuhan akan sandang? Mungkinkah mereka jalan ke mall untuk membeli pakaian?. Bahkan membeli baju baru di pasarpun belum tentu dia lakukan,

Bagaimana dengan urusan pendidikan sebagai bekalnya untuk hidup mandiri kelak? Akankah dia akan mengenyam pendidikan yang layak. Sampai dimana?. Jika tidak tercapai, kelak dia dewasa, juga akan menurunkan manusia-manusia yang kurang lebih sama sepertinya. Dan seterusnya. Putarannya hanya begitu-begitu saja. Orang miskin yang tiba-tiba kaya hanya ada dalam sinetron yang membuai penontonnya untuk mengkhayal sedemikian rupa. Lupa, bahwa semuanya tidak ada yang instan.

Lalu, apa yang kita (sebagai mahkluk hidup) bisa lakukan  untuk mereka? Saya juga baru dalam taraf berpikir, apa yang harus saya perbuat? Saya tak tahu harus berbuat apa dan mulai dari mana... :(

Terlintas dalam ingatan saya, pelajaran saat SD dulu, Pasal 34 ayat 1 UUD 45, "fakir miskin dan anak terlantar dipelihara oleh negara". Ayat 2 nya, "negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan. Ayat-ayat tersebut menentramkan hati. Semoga saja demikian adanya.


Minggu, 18 Maret 2012

Lunpia, pecel, ikan goreng

Lunpia adalah salah satu makanan kegemaran saya. Untuk yang satu ini, saya senang membuatnya sendiri. Dari kulitnya, isinya sampai menggorengnya sendiri.Suami saya suka menyantap lunpia ini dengan mengoleskan bawang putih yang sudah dihaluskan.

Kulit lunpianya terbuat dari tepung terigu, dibumbui bawang putih dan garam saja, ditambah satu butir telor kemudian diencerin sampai halus dan tambahkan satu sendok minyak goreng.

Untuk isinya,biasanya saya menggunakan sayur-sayuran seperti weortel, tauge, daun bawang dan ayam. Bumbunya hanya bawang putih, lada, garam dan saus tiram.

Gampang kan  ya?. Ini adalah kesibukan saya di hari Minggu ini, setelah hari Sabtu puas memanjakan diri dengan pijat, lulur dan tidur pulas. Tidur itu salah satu hal yang sangat eksklusif hehehee.
Selain membuat lunpia, menu saya hari Minggu adalah pecel. Ini dia pecelnya...

Terdiri dari rebusan sayuran antara lain kacang panjang, tauge, bayam, labu siam, timun mentah dan selada mentah. Bumbunya sih.. beli di abang sayuran saja.

Tambahannya adalah menggoreng ikan. Yang ini lupa difoto, tapi beneran kok,  engga bohong, saya menggoreng ikan juga untuk lauknya. hehehhee.

Biasanya kalau hari Minggu, saya juga membuat susu kedelai karena seisi rumah suka. Daripada membeli, kan lebih hiegenis dan murah kalau membuat sendiri.Namun, Minggu ini, susu kedelai terlewatkan.







Selasa, 13 Maret 2012

Mie Ayam

Mie ayam ala-ku
Hari Minggu yang lalu, saya memasak mie ayam. Resep ini saya peroleh dari teman saya yang buka warung mie ayam, dan cukup laris di daerahnya, Depok sana deh....

Gampang kok... tumben kan saya memasak? hehhehe...

Bumbu ayamnya, hanya bawang putih, lada, pala sedikit, dan tentu saja garam.

Jangan lupa, siapkan terlebih dahulu, bawang putih yang digeprek lalu diiris-iris lembut,kemudian ditumis dalam minyak yang agak banyak.

Nah,penyajiannya, ambil satu sendok minyak bawang putih tersebut, tuang dalam mangkuk, taruh kecap asin secukupnya, aduk-aduk dengan rebusan mie, tambahkan rebusan cesin, toge, irisan daun bawang dan topping ayamnya.

Simpel kan? Puas deh melihat orang-orang terkasih lahap memakannya. Oya, ada beberapa tamu di hari Minggu itu, tentu saja suguhannya adalah mie ayam ala saya.

Mau coba? 


Minggu, 11 Maret 2012

Muridku

 Saya mau bercerita tentang murid saya. Anak ini kelas 1 SD, umurnya 6 tahun.
Dia les drum. Dari awal, saya tau bahwa bapaknya lah yang pengen anaknya bisa bermain drum. Sepertinya agak sedikit dipaksa.

Saya sih senang-senang saja kalau ada murid, yang berarti nambah income. Tapi, untuk kasus ini, saya sampai kepikiran. Kasihan sama sang anak. Setiap hari, dia sekolah dari jam 7.00 s.d jam 15.00. Hari Sabtu, dia les pelajaran dan tekwondo. Hari Minggu diwajibkan les musik oleh sang bapak. Umur 6 tahun lho.. sibuk sekali dia. Waktu bermainnya jadi berkurang.

Setiap kali datang, dia selalu harus diiming-imingi terlebih dahulu. Berbekal jajanan se-tas, dan dijanjikan jalan2 ke mall setelah les musik. Kalau saya lihat, anaknya lebih minat di piano atau keyboard. Tapi bapaknya mengharuskan dia untuk belajar drum terlebih dahulu. Di rumahnya pun, sudah tersedia seperangkat alat drum dan juga keyboard.

Kemaren saya berkesempatan ngobrol dengan sang bapak.

Bapak    : saya pengen anak saya itu bisa tampil kemana mana gitu mbak
Saya       : ya, nanti pasti tampil pak. Kalau home concert semua murid wajib tampil. Beda kalau ada event tertentu,saya hanya melibatkan anak-anak yang sudah bisa.Jadi sekarang kita belajar dulu ya.
Bapak    : tapi gimana caranya menumbuhkan minat ya mbak? Setiap mau berangkat, susah sekali diajak.
Saya       : memang tidak bisa dipaksa ya pak. Nanti saya coba download anak kecil yang jago bermain drum supaya dia termotivasi.
Bapak     : iya.. makasih mbak.. sebenarnya dia sudah tidak sekolah slama 10 hari ini.
Saya        : Lho kenapa pak

(heran juga saya, tidak sekolah 10 hari, tp tetep dipaksa suruh les musik :D)

Bapak      : jantung dia "agak" bocor
Saya        : (dgn mata terbelalak).. lho.. terus operasi pak?
Bapak      : engga sih.. belum parah kok.. dokter cuma bilang.. engga boleh capek-capek

hikshikshiks.. menangis saya dalam hati. Apa harus nunggu sampai parah ya? Dan dia juga tau bahwa anaknya tidak boleh terlalu capek.

Anak seumuran dia, kalau di sekolah normal, hanya belajar selama 3-4 jam sehari. Lha ini? Sampai sore.

Saya tau, sang bapak ingin memberikan yang terbaik untuk anaknya. Sekolahnya mahal, satu kelas hanya berisi 12 orang  murid dengan 3 guru. Tapi ya itu tadi, sampai jam 3 sore setiap harinya. Plus les ini dan itu.

Lalu saya bercerita tentang fingerprint test (mudah-mudahan dengan tidak berkesan menggurui), sebuah test yang melihat bawaan alami sang anak. Saya perlihatkan contoh hasil fingerprint test kedua anak saya. Sepertinya sih agak-agak tertarik dia, karena berkenan mencatat nomor telp untuk test tersebut.

Semoga cukup membantu sang bapak untuk mengarahkan sang anak. Siapa tahu minat sang anak sebenarnya bukan di musik. Dan semoga sang anak boleh memilih, dan bahagia dengan pilihannya kelak.






Sabtu, 10 Maret 2012

Pikiran yang tidak bisa diam

Status fb temen saya begini :I want to sleep but my brain won't stop talking to itself.

Sekian lamanya, otak ini memang bergerak terus. Berpikir akan masa lalu. Isinya biasanya begini, seandainya dulu tidak begini begitu, mungkin akan sekarang akan menjadi begitu begini.Sebuah kegagalan. Bisa juga berisi kenangan indah masa lalu, yang akhirnya ditambah-tambahi oleh sang pikiran menjadi lebih indah dari sebuah peristiwa masa lalu itu sendiri.

Selain berpikir tentang masa lalu, pikiran biasanya  bergerak pada masa yang akan datang. Berupa cita-cita,harapan dan juga ketakutan. Harapan biasanya yang indah-indah karena kita memang maunya yang indah-indah. hehehe.Masa depan juga berisi tentang ketakutan jika kegagalan masa lalu terulang kembali.Dan sebagainya.

Saya pernah menulis tentang "pikiran" sebelumnya. Dalam MMD atau meditasi mengenal diri, kita diajak untuk menggunakan pikiran hanya pada saat dibutuhkan saja.

ehm.... prakteknya memang masih susah. Pikiran saya masih seperti monyet yang meloncat sana sini dengan cepatnya. Meditasi itu sendiri, tidak ada awal dan tidak ada akhir. Menjadikan meditasi sebagai habit sehari-hari, cukup berguna sebagai "alarm" sadar setiap saat dalam menjalani kehidupan sehari-hari.

Itu bagi saya lho...