Senin, 29 Oktober 2012

Juri

IMG00549-20121026-1300.jpg
Hari Jumat lalu, saya menjadi juri untuk lomba menyanyikan mazmur dan juga vocal group di gereja. Lomba ini merupakan perlombaan antar paroki se-Bekasi. Selain lomba menyanyi,  ada juga lomba bulu tangkis, catur, cerdas cermat tentang Injil dll. Seluruh panitia adalah anak muda umuran SMA dan kuliahan tingkat awal. Mereka kompak sekali. Saya seneng melihatnya.

Dalam perlombaan menyanyi, juri ada 3 orang. Selain saya tentu saja, ada Regina namanya, yg sudah melalang buana dalam urusan vocal group sampai ke benua Eropa (waaaa.. saya blm pernah ), dan satu lagi adalah seorang Bapak yang merupakan pembina dari vocal group yang Regina ikuti. Nah, dari sini sudah ketemu lagi dua relasi yang masuk dalam daftar BB saya :D.

IMG00550-20121026-1312.jpg
Mengamati anak-anak ini, ada kesenangan tersendiri untuk saya. Ada yang grogi saat mau tampil, walaupun saya tidak memasang tampang serius. Ada juga yang sedikit "selengekan", walaupun rata-rata mereka berusaha semaksimal mungkin. Untuk sesi pertama 3 juri nilainya klop, artinya sama-sama dalam menentukan juara 1,2 dan 3.

Perbedaan muncul di sesi dua yaitu vocal group. Solfegio saya kacau karena vocal group diadakan di arena terbuka dengan lokasi yang berdekatan dengan pasar berikut sound system yg tidak mendukung. Super berisik. Saya eror dalam menilai, saking seriusnya kok saya lupa menilai peserta, jadi kelongkap. hahhaha.Saya mengaku payah deh. Alhasil saya menyerahkan penilaian kepada dua juri saja. sstttt jgn kasih tau yang lain ya. hehehehe.

Kelar sesi vocal group, kami juri bertiga langsung pulang walaupun urusan kami juga belum kelar sampai di situ.. Mereka berdua, Regina dan si Bapak, lanjut latihan untuk ke Eropa lagi, saya  lanjut berenang bersama anak-anak. hehehe

Rabu, 24 Oktober 2012

Cinta


Lirik lagu Rio Febrian & Margareth Kharisma Cinta

Cinta kini kau datang jua
Melanda dua insan dirimu diriku
Cinta sungguh indah citramu
Dunia terasa hampa bila kau tiada
Hati-hati cinta juga bisa membawa duka
Batas lingkaran yang selalu bisa membawa suka
Demi dikau yang ku sayang
Demi kasih yang ku damba selalu
Tiada tiada seindah kharismanya
Pabila engkau tahu cinta itu suci
Cinta itu suci cinta itu suci
Cinta itu suci
Hati-hati cinta juga bisa membawa duka
Batas lingkaran yang selalu bisa membawa suka
Hati-hati cinta juga bisa membawa duka
Batas lingkaran yang selalu bisa membawa suka
Demi dikau yang ku sayang
Demi kasih yang ku damba
Yang ku damba selalu
Sayang..
Sayang..
Sayang..

Lagu di atas sering bener diputar di I-radio, menemani perjalanan saya jika via tol yang padat merayap di pagi hari. Selain iramanya dan suara penyanyinya enak didengar, jadi berpikir juga tentang sebuah rasa CINTA.

Jatuh cinta memang luar biasa. Pasti tak seorangpun bisa menggambarkan rasa yg nano-nano saat jatuh cinta itu. Jatuh cinta bisa lebih dari satu kali saya rasa. 

Nah, umumnya masalah rasa cinta itu, pasti ada unsur kemelekatan. Ada unsur permintaan imbal baliknya. Karena Aku cinta kamu,,, aku sudah memberikan perhatian juga ini dan itu, maka kamupun harus mencintaiku juga memberi  perhatian kepadaku. Jika salah satu berpaling, cinta itu bisa mendadak kabur, hilang.

Namun, jika yang kita lakukan masih membutuhkan imbal balik, apakah itu benar cinta? Welas asih?
Ah,.. masih ada ke -"aku"-an 


Tuhan - Aku

Tuhan,
Apakah Engkau pernah jatuh cinta?
Apakah Engkau pernah merasakan bahagia yang mendalam?

Tuhan,
Apakah Engkau pernah sakit hati?
Apakah Engkau pernah merasakan sedih?
Apakah Engkau juga pernah mengalami keragu-raguan?

Jika manakala Tuhan ada saat "aku" tiada.


Aku, yang tidak merasakan kekhawatiran
Aku, yang tidak juga merasakan benci
Aku, yang juga tidak merasakan cinta


Rabu, 17 Oktober 2012

Renungan



pray_hands
Jika ada perang membela agama masing-masing, membela yang manakah engkau Tuhan?
Jika ada yang berpindah agama, apakah engkau akan menghukumnya Tuhan?
Jika ada dua orang saling mencintai berbeda agama, ada di pihak manakah engkau Tuhan?
Jika ada yang cantik/tampan, ada juga buruk rupa, lebih cinta yang manakah engkau Tuhan?

Yang kutau, Tuhan pencipta semesta ini SATU.
Yang kutau, Tuhan itu MAHA pengasih, MAHA pemurah, MAHA pengampun.

Sabtu, 13 Oktober 2012

Seputar kereta dan stasiun

Ibu penjual minuman
Kereta dan stasiun menyimpan banyak cerita. Macam-macam orang ada di sana dengan aktifitas yang macam-macam pula. Tingkat pendidikan dan profesi yang beragam.

Jika saya naik kereta ekonomi dari Stasiun Tanah Abang menuju Palmerah, ada seorang ibu yang berjualan minuman. Susu, teh, kopi dan juga rokok. Setiap saya bertemu pasti ada saja pembelinya. Seperti yang saya tangkep di kamera ini. Modal gelas plastik, kopi juga susu kemasan sachet dan sebuah termos, ibu ini semangat menjajakan dagangannya. Mental baja. Hebat sekali ibu ini. Di stasiun ini pula banyak pedagang2 makanan tradisional seperti gemblong, rengginang, lepet, kue cucur dll yang juga dijajakan oleh para wanita. Dagangan ini dibawa dengan wadah yang terbuat dari bambu, saya sebut tenggok (bahasa jawa).-- yg ini belum difoto :D

Ibu kaos putih (jongkok) penjual gorengan
Jajanan yang tak kalah rame pembeli adalah gorengan dan lontong. Biasanya lontong dipotong-potong, dimakan dengan irisan gorengan seperti bakwan, tahu atau tempe sebagai lauknya, kemudian disiram dengan bumbu kacang. Selain lontong dan sayuran, ibu ni juga menjual mie goreng ataupun bihun goreng dengan bumbu kacang juga. Nah, jajanan ini murah dan cukup mengenyangkan. Lontong seribu, gorengannya dua ribu dapat tiga. Jajan tiga ribu dijamin wareg pol. Saya cukup jadi pengamat saja hehehee. Vitamin D alias Debunya ga kuwat dah, belum lg minyak untuk menggorengnya.




Rabu, 03 Oktober 2012

Teman yang perhatian

Di kantor baru ini ada seorang teman yang "berbeda" dari yang lain. Kalau sama saya perhatiaaaaan banget. Setiap punya makanan saya selalu ditelp untuk datang ke mejanya. Menawarkannya tidak cukup satu kali. Kadang supaya dia diam, saya mengambilnya juga, walau sedikit. Pagi ini dia mendekati saya memberikan "wejangan" untuk saya kira-kira demikian:

Oo kamu suka yoga ya? Itu namanya peluang, nanti aku carikan pasarnya deh. Teman-temanku dari kantor lain kan bisa memanggil kamu, di luar jam kerja, kan lumayan ada tambahan gaji kantor. Misalnya ada 5 orang saja, masing-masgin 100rb, berarati kamu ada tambahan 500 rb sebulan. Kamu kan juga bisa nyanyi, kasih les nyanyi aja. Pokoknya jangan sampai hanya mengandalkan gaji kantor deh, kita harus bisa menangkap peluang kerja lain. Wis, pokoke mulailah dirintis dari sekarang usahanya.

Saya manggut-manggut mendengarkannya. Saya ucapkan terima kasih atas nasehatnya yang membangun itu. Juga terima kasih mau memberikan pasar yoga untuk saya.Tuh kan, dia sangat perhatian kepada saya.

Saya tau dia sekarang sedang kuliah S1. Kepadanya saya memanggil bu dosen.Dari rona mukanya sih,dia senang saya sebut demikian :D. Memang cita-citanya mau kuliah lagi S2 kemudian menjadi dosen. Hebat, semangatnya luar biasa.



Selasa, 02 Oktober 2012

Berbeda

Hari ini suasana kantor berbeda dari biasanya. Lelaki buanyak sekali berkumpul. Rapat. Mondar mandir depan saya.

Beberapa menit kemudian baru saya "ngeh", kalau rapat mereka untuk mengantisipasi demo buruh besok. Hehehe.. saya kok lemot seperti bb ya.

Kantor yang biasanya dingin mendadak panas, mungkin karena saking banyaknya manusia . Ada yang bener-bener sibuk, ada yang sok sibuk ada yang jadi pengamat seperti saya.:D

Para lelaki menikmati kopi, sayapun ikut menikmati secangkir kopi hitam. Pokoknya santei sekali hari ini.

Pekerjaan saya kosong, bos-bos miting. Ada sih yang sebenarnya bisa saya lakukan, yaitu filling. Tapi lagi males kalo file nya baru sedikit. Alhasil dari tadi saya browsing. Baca-baca tentang KUMON.

Untuk hal yang satu ini saya tertarik, bahkan sudah mendaftarkan diri untuk mengikuti orientasi tentang KUMON. Mudah-mudahan masih ada tempat untuk saya.

Dunia anak, dunia pendidikan adalah passion saya. Wah,, berapa kali saya sebut tentang ini di blog ya? ckckckc... ben lah..:D



Senin, 01 Oktober 2012

Menguping


Di stasiun Manggarai ini sambil menunggu kereta tujuan Bekasi datang, saya duduk di bangku. Sebelah saya ada seorang wanita kira-kira umur 24 th dan juga seorang laki-laki setengah baya. Dari penampilannya saya meraba bahwa wanita ini orang jalanan. Dan ternyata benar.

'Aki, tungguin kursi saya ya, saya beli makan dulu" kata si wanita.

Sesaat wanita itu berlalu, lelaki di sebelah saya, tanpa diminta, menjelaskan kepada saya " Itu bu, ditinggal mati lakinya, katanya kalau hidup di kontrakan sendiri kebayang terus wajah lakinya, jadi mendingan dia tidur di jalanan, di kantor polisi".

Saya hanya menjawab "ooo".. Trus saya terdiam. Jika dia dulunya tidak berasal dari jalanan, mengapa dia memilih hidup di jalanan? Kalau dia tidak bekerja , dari mana dia dapat uang untuk membeli sate lontong, untuk membeli sebatang rokok?

Tak lama kemudian dia datang membawa lontong sedikit dan sate ayam 5 tusuk juga sebatang rokok.

"Tiga ribu nih Aki... Aki mau?..

"Engga usah, minumnya udah ada belum? Cukup nggak kamu makan segitu?.. kata lelaki yg disebut Aki.

Saya melirik bungkusan itu, hanya beberapa iris lontong. Sayapun tak akan kenyang jika makan porsi segitu.

"Cukup"... Aki, beli sepatu dimana ya? -- kata si Wanita

" ya.. sebenernya saya juga jualan sepatu.. tunggu deh dua tiga hari lagi...".. jawab Aki

" Keburu jebol sepatu saya Ki"

Mata saya langsung tertuju pada sepatu yang dipakai si wanita yang kemudian saya tau bahwa namanya Ika. Sepatu kets hitam yang alasnya tinggal setengah cm. Kulit kakinya juga kelihatan dari lobang sepatunya itu.

Si Aki membiarkan Ika makan sendirian di samping saya. Aki kemudian ngobrol dengan salah satu temannya lagi.

" lihat nih,saya kemarin beli cincin, ini 20rb.. ada jg yg dijual gocengan. Tapi karena saya suka,, 20rb saya beli deh.. Saya mah gitu  orangnya ....kata Aki

"beli sama siapa Ki? , kata lelaki sebelahnya

" itu si Benyamin". jawab Aki

" Lah, kemaren dia jual hp sama saya Ki.. 100rb.. "

blablablablabaa....

Hari itu saya memang menguping. Mata saya menangkap sebungkus sate 5 tusuk dan lontong beberapa iris, sepatu kets jebol, cincin harga 20 ribuan berwarna hijau. Juga menangkap aura kasih sayang si Aki kepada Ika. Dalam keterbatasan, dalam kesederhanaan.

Kereta Commuter Line jurusan Bekasi datang. Sayapun masuk meninggalkan mereka dengan kehangatan obrolannya. Begitu masuk kereta ini, ipad bertebaran dan  hampir semua orang memegang blackberry.

Dalam hitungan menit, mata dan kuping saya menangkap 2 obrolan yang berbeda. Inilah kehidupan. Hidup adalah pilihan, seperti halnya Ika yang memilih untuk hidup di jalanan.