Senin, 30 April 2012

10 tahun sudah



Kalau ingat dulu, ngeri sendiri saya. Waktu saya punya anak satu, saya merasa hak saya sebagai pribadi dirampas. Sejak mulai kelahiran anak pertama saya, saya tidak bisa lagi bertindak sebagai saya pribadi. Kelahiran anak saya yang pertama itu agak susah, dua hari dua malam baru keluar itupun setelah melalui induksi dan akhirnya caesar. Jadi sejak proses melahirkan sampai akhirnya anak saya keluar, tidak ada jeda untuk beristirahat. Lelah luar biasa. Mungkin ini yang bahasa kerennya baby blues.Situasi itu berlanjut sekian tahun kemudian, bahwa saya tetap tidak bisa menyalurkan hobby.Tidak ada waktu untuk "me time".

Pengen olahraga, pulang malem sedikit saja, rasa bersalah menghampiri saya. Pernah saya beli CD2 senam, lalu kemudian saya senam sendiri di depan TV. Pas ada posisi membungkuk, anak saya langsung menaiki, jadi kuda-kudaan deh. Acara senam batal. :D

Jika di rumah, waktu saya full untuk anak. Saya ngiri sama suami yang masih bisa menyalurkan hobbynya. Tapi  itu dulu.

Sekarang kami sudah bisa berbagi dan menerima peran masing-masing. Saya mengikhlaskan dia yang saya pilih itu, untuk bersosialisasi dengan teman-temannya. Begitu juga dia, mengikhlaskan saya untuk 3 bulan sekali menyalurkan hobby "menyepi" hehehee.

Kalau hobby saya yang satunya yaitu bermusik itu wajib saya lakukan sekarang, karena itu side job saya. :) biar dapur tetap ngebul.

Hidup berumah tangga itu memang membutuhkan komitmen yang luar biasa. Dua individu dengan dua kebiasaan dan batin yang berbeda.  Melalui proses yang grafiknya naik turun, akhirnya dengan kesadaran bisa menerima masing-masing pasangan dengan segala kekurangannya.

Tidak ada trial and eror untuk menjadi seorang istri/suami. Tidak ada sekolah untuk menjadi orangtua.

Tanpa terasa :

10 tahun yang lalu
ikrar untuk hidup bersama dalam suka dan duka terlewati

10 tahun sudah
tawa, sedih, marah, menghiasi hari-hari

10 tahun , usia perkawinan kami


*27 April 2002- 27 April 2012*