Kamis, 19 Desember 2013

Awan - Kehidupan

awannya seperti jatuh
Perjalanan menuju Yogyakarta 17 Desember kemaren, menyadarkan saya atas makna kehidupan di semesta ini.


Seperti biasa, saya suka melihat awan. Buagusss bgt, lihat foto di samping deh. Awannya seperti mau jatuh. Beberapa menit sempat menikmati keindahan awan itu, namun nggak sampai hitungan jam, awan sudah mulai berubah bentuknya. Ah, seperti halnya kehidupan ini. Terus berjalan. Kalau tdk bisa melihat "saat ini", tdk menikmati "saat ini", tidak bersama "saat ini", kita hilangan "saat ini".

Pada kesempatan lain, dalam kesunyian malam, dalam kesederhaan, diantara pepohonan jati yang menjulang, saya berada diantara orang-orang yg sangat bersahaja. Ngobrol dengan seorang nenek. Kira2 umurnya sudah 80-an tahun. Kalau saya bandingkan dengan orang kota,kondisi fisik nenek ini jauh lbh hebat,  sangat hebat. Msh tegak berdiri, berjalan dengan cepat, raut mukanya segar. Jika ada pernyataan/pertanyaan terhadap sesuatu yang tdk seperti yang kita mau, simbah hanya menjawab.. "yo pancen wis dipapakne ngono karo urip, nduk" ( ya sudah demikian adanya, nak)

Ada sekitar 12 orang lainnya, sama seperti itu. Dari segi fisik, khas orang desa. Hitam legam semua krn mungkin mereka bekerja di sawah, sering terbakar oleh sinar matahari. Pakaian yg menempel di baju ya begitu2 saja. Namun senyum2 mereka sangat tulus. Cesss sampai hati. Seperti tdk ada beban dalam hidup mereka. Begitu membumi, apa adanya. 

Malam itu, saya sangat terharu. Saya berterimakasih karena dari mereka ini saya belajar ttg hidup dan akan terus belajar. Seperti dibukakan mata dan pikiran saya.  Blak.

Selesai sekitar pukul 01.30.Pertemuan itu akan menjadi moment penting dalam hidup saya. It's unforgetable.

Memang banyak hal yang saya lakukan utk menyakinkan diri saya sendiri atas keputusan yg akan saya buat. Tidak mudah awalnya, namun sekarang rasanya kaki saya lbh ringan melangkah. Pikiran saya jauh lebih anteng. Moment itu tdk bs saya gambarkan dgn kata-kata. It's life. Just the way it is.


Selasa, 10 Desember 2013

3 alasan

Mengapa?

Karena :

1. Bekerja dekat dengan anak itu adalah impian hampir semua ibu di seluruh dunia. Persiapan untuk ini sudah dilakukan 3 tahun lamanya. Jadi ini tidak mendadak dan bukan emosional semata

2. Berhenti berlari, berhenti mengejar eksistensi dan berdamai dengan semesta ini untuk hidup apa adanya. Hidup dalam kepenuhan setiap saat dalam kesehariannya.

3. Karena no 1 dan no 2 itulah, membuat kinerjanya di ruang itu sudah  tidak bagus. Jadi, untuk apa mempertahankan kursi itu.

"Life is simple"

Minggu, 08 Desember 2013

Dinamika Kehidupan



Stasiun Manggarai
Inilah suasana stasiun Manggarai, stasiun dimana orang-orang melakukan transit untuk berpindah kereta api ke jurusan Sta. Tn Abang maupun Sta. Jakarta Kota. Tadi pagi, kedatangan kereta dari Bogor dan Bekasi berberengan. Penumpang dr Bekasi mau berpindah ke kereta dari Bogor menuju Tn Abang dan sebaliknya penumpang dari Bogor hendak berpindah ke kereta jurusan Sta. Kota. Mengingat badan saya yang imut (pendek dan sedikit melebar ke samping) :D, maka saya memilih untuk menepi dulu dan meyakinkan diri sendiri bahwa saya bakalan tidak terangkut oleh kereta ini. Alhasil, menunggu kereta berikutnya. 

Sembari menunggu kereta berikutnya, saya duduk dan memberikan waktu istirahat untuk kaki yang sudah menopang tubuh saya ini. Emm,  memang kalo sedikit obesitas, berdiri terlalu lama dan harus mengejar kereta membuat tidak nyaman dan cepat lelah. 

Jika seseorang duduk dan tidak melakukan apa-apa, pasti pikirannya yang bekerja. Begitu juga saya. Melihat orang-orang yang berlalu-lalang dengan tergesa-gesa, mengejar kereta supaya tidak terlambat sampai di kantor, ada juga yang sampai beradu-mulut karena memaksa masuk biar keangkut kereta.Ada juga yang dengan "ngumpet" berjualan makanan  karena berjualan di area stasiun itu memang dilarang. Orang ini adalah seorang pekerja yang "nyambi" berjualan makanan seperti lontong, bihun, martabak dll. Mungkin untuk menambah penghasilan. Ah, orang-orang ini memang punya kewajiban untuk bekerja, itulah hakekatnya orang hidup. Inilah dinamika kehidupan. Namun, kehidupan ini selalu menawarkan sebuah pilihan. Apapun pilihannya, sadari dan jalani. 

UTS

Mulai Senin, 9 Desember 2013 anak-anak sedang UTS alias ujian tengah semester. Jaman dulu waktu SD, mau ulangan atau tidak ulangan, saya tidak pernah yang namanya dibelajarin ibu. Mungkin jg karena dulu, materi belajarnya tidak sesulit saat ini. Well, oke, saya pahami itu.

Saat ini banyak ibu-ibu yang ikut stress dengan adanya UTS , mungkin hanya saya yang terbilang longgar untuk urusan yang satu ini. Kemaren, saya ketemu dengan mamanya temen anak saya, kami terlibat sedikit obrolan, karena dia begitu buru-buru mau sampai rumah dan belajar bersama sang anak. Ibu itu bercerita kepada saya, bahwa kalau UTS seperti ini belajarnya bisa sampai jam 01.30 am. Kalau hari-harinya, jam 11 malam baru selesai belajar. Saya kaget mendengar cerita itu. Si anak memang juara 2 di kelasnya. Tapi jangan-jangan ini adalah pencapaian terbesar dalam hidup si anak. hemmm.. Saya kemudian membandingkan dengan anak saya yang jam 21.00 sudah harus tidur. Paling-paling anak saya belajar 1 s.d 1,5  jam saja yang hasilnya tidak 100% memang, minimal sudah di atas KKM hehehe :D. Saya memang tidak memaksa anak untuk menjadi juara kelas. 

Bayangkan, kelas 5 SD, belajar sampai jam 01.30 am, sementara jam 7 harus sampai di sekolah. Maksimal dia bangun jam 05.30 berarti dia hanya tidur 4 jam. ckckckckkckckc....OMG, haruskah???



Senin, 02 Desember 2013

Masak- memasak

Sudah hampir 3 minggu ini, ibu saya berada di rumah. Apa yang paling enak dan yg membuat kangen saat ditunggui ibu? Jawabannya adalah masakannya.

Entah kenapa ya, tangannya Ibu,masak apa saja hasilnya kok enak. Tumis tempe, tumis kangkung saja membuat "tanduk" (nambah lg maemnya). Ibu selalu perfect dalam memasak. Beliau ndak mau ada 1 bumbu-pun terlewatkan. Beda dengan saya. hehehe Untuk urusan tumis, kalau saya cuma  bawang merah, putih, cabe, garam dan saus tiram. Sedangkan Ibu memakai bumbu bawang merah, bawang putih, lengkuas, salam, rese (rebon), garam, tempe bosok (tempe yg sengaja dibusukkan terlebih dahulu), plus gula putih sedikit. Belum lagi kalau ibu memasak brongkos, gulai, bumbu rujak.. ini bumbunya yahud2 semua. Sampai saat ini saya belum pernah memasak yg ribet2 begitu.. ya mungkin belum kepepet sih ...Saya memang ndak suka memasak, walau kadang-kadang saya melakukannya (tanpa paksaan lho).

Hari Minggu kemaren saya membuat pastel. Seumur-umur baru sekali ini saya membuat pastel. Ukuran keberhasilannya adalah, anak saya doyan sekali. Itu sudah cukup. Walau sebenarnya, adonan kulit masih terlalu tebal. :D. Saya hanya piawai dalam membuat lunpia isi sayur, mie ayam , nasi goreng dan tongseng.

Jadi, ada seorang Ibu di rumah selama 3 minggu, berhasil menaikkan berat badan saya 3 kg.. hemmmm. Biasanya, kalau sudah dimasak dan hasil masakannya tidak dimakan, Ibu akan ngomel hehehe.. Ibu paling suka melihat anak-anak dan cucu-cucunya makan dengan lahap. Rasanya semua ibu akan sama seperti itu sih.






Kamis, 28 November 2013

Jika harus berkata "ya"

Terlalu banyak bisikan orang lain yang masuk dengan semangat mereka yang seolah-olah hendak "membantu", "menyelamatkan" dan sebagainya.

Yang nyata bahwa manusia itu sendiri, bertanggung jawab atas dirinya sendiri. Kepada sesama, kepada semesta. Kita yang merentas, kita yang menempuh, kita yang merajut, kita juga yang menggenapi. Bahwa jika ia adalah orangtua, maka ia berkewajiban untuk mencukupi kebutuhan keluarga. Ini tidak dapat dipungkiri. Namun, kehidupan yang sederhana, bersahaja, sewajarnya dan apa adanya dapat ditanamkan kepada mereka. Orang lain boleh berbicara, tapi kita sendiri yang menentukan. Ibarat sebuah lagu dengan syairnya, dalam kehidupan ini kita sendiri yang membuat syairnya, bukan orang lain, bukan pula suratan takdir.

"Ya" sudah diputuskan dan tidak akan pernah berubah kembali. Entah ditentang oleh siapapun bahkan oleh orang terdekat sekalipun.

Kamis, 21 November 2013

DORAEMON

Tiba-tiba teringat lagunya si Doraemon,

Aku ingin begini
aku ingin begitu
ingin ini itu banyak sekali
semua semua semua
dapat dikabulkan
dapat dikabulkan dengan kantong ajaib
aku ingin terbang bebas
di angkasa
hei.. baling baling bambu
la..la..la
aku sayang sekali.. Doraemon
                                                                     la..la..la
                                                                     aku sayang sekali.....


Andai benar bahwa semua keinginan dapat mudah terkabulkan.. hihihihi.. Jadi kalau punya keinginan, berusaha, terus tercapai.. ya sadar... kalaupun tidak tercapai ya sadar... emang hidup ini film kartun?

Selasa, 19 November 2013

Mohon maaf

atas keputusanku untuk berpasrah pada semesta, 
atas keputusanku untuk menyudahi pencarian, 
atas keputusanku untuk berhenti,,,,

mohon maaf, jika ada yang terluka
mohon maaf, jika ada yang bingung
mohon maaf, jika ada yang kepikiran
mohon maaf, jika menjadi beban

saya hanya mau hidup apa adanya saja
semesta sudah mengatur semuanya
yang dibutuhkan hanya "percaya"


Jumat, 15 November 2013

Mati Tanpa Membantah

MATI TANPA MEMBANTAH

Tahukah Anda apa artinya kontak dengan kematian, apa artinya mati tanpa membantah? 

Oleh karena maut, bila ia datang, tidak akan berdebat dengan Anda. Untuk dapat menemuinya, Anda harus mati setiap hari terhadap segala sesuatu: terhadap penderitaan Anda, terhadap kesepian Anda, terhadap hubungan-hubungan yang Anda lekati; Anda harus mati terhadap pikiran Anda, mati terhadap kebiasaan Anda, mati terhadap istri Anda sehingga Anda bisa memandang istri Anda secara baru; Anda harus mati terhadap masyarakat Anda, sehingga sebagai manusia Anda menjadi baru, segar, muda, dan Anda dapat memandangnya. 

Tetapi Anda tidak dapat menemui kematian bila Anda tidak mati setiap hari. Hanya apabila Anda mati terdapat cinta. Suatu batin yang ketakutan tidak punya cinta - ia punya kebiasaan, ia punya simpati, ia dapat memaksakan dirinya menjadi ramah dan penuh perhatian secara dangkal. Tetapi ketakutan menghasilkan kesedihan, dan kesedihan adalah waktu sebagai pikiran.

Maka untuk mengakhiri kesedihan berarti kontak dengan kematian selagi hidup, dengan mati terhadap nama Anda, terhadap rumah Anda, terhadap tanah Anda, terhadap perjuangan Anda, sehingga Anda menjadi segar, muda, jernih, dan Anda dapat memandang berbagai hal sebagaimana adanya tanpa suatu distorsi. Itulah yang akan terjadi bila Anda meninggal.

Tetapi kematian kita terhadap tubuh jasmani ini terbatas. Kita tahu jelas secara logis, secara waras, bahwa jasmani ini pasti akan berakhir. Maka kita menciptakan kehidupan kita selama ini yang berupa kesakitan setiap hari, ketidakpekaan setiap hari, berbagai masalah yang terus meningkat, beserta kebodohannya; kehidupan yang kita kenal seperti itulah yang ingin kita bawa terus, yang kita namakan ”roh” - yang kita katakan sebagai sesuatu yang paling suci, bagian dari keilahian, tetapi itu masih tetap bagian dari pikiran Anda dan oleh karena itu tidak ada kaitannya dengan keilahian. Itulah hidup Anda!

Jadi, kita harus hidup setiap hari dengan mati - oleh karena dengan mati Anda kontak dengan kehidupan.

Jiddu Krishnamurti
Buku Kehidupan: Mati
15 November


dari: https://www.facebook.com/hudoyo?fref=ts

Kamis, 07 November 2013

Berhenti

Dia sudah berhenti
Berhenti mencari sesuatu yang membuat dirinya bahagia,
berhenti mencari hal yang lebih sempurna dari yang dia punya,
berhenti mencari kelebihan untuk menutupi kekurangannya,
berhenti mengkhayalkan sesuatu yang membuatnya nyaman,
berhenti memikirkan masa depan dan masa lalu
berhenti berlari mengejar impian
dan berhenti mengeluh

mulai sekarang
dia mengikuti kehendak semesta
hidup apa adanya saja
dengan segala kekurangan dan kelebihan yang dia punya

sebab semuanya adalah fana


Revolusi Batin

KESUCIAN MEMBERSIHKAN BATIN

"Sesungguhnya Anda harus mati terhadap segala sesuatu yang Anda ketahui - terhadap ingatan Anda, kesengsaraan Anda, kenikmatan Anda. Dan, bila tiada lagi kecemburuan, tiada iri hati, tiada keserakahan, tiada siksaan keputusasaan, maka Anda akan mengenal apa itu cinta, dan Anda akan menemukan apa yang dapat disebut suci; dengan demikian, kesucian adalah esensi dari agama.

Anda tahu, sebuah sungai besar dapat tercemar sementara ia mengalir melalui sebuah kota; tetapi, jika pencemaran itu tidak terlalu besar, sungai itu membersihkan dirinya sementara ia terus mengalir, dan dalam beberapa mil ia akan menjadi bersih, segar dan murni kembali.

Demikian pula, ketika batin menemukan kesucian ini, maka setiap tindakan adalah tindakan pembersihan; melalui gerakan itu sendiri batin membuat dirinya polos, dan dengan demikian ia tidak menimbun.

Batin yang telah menemukan kesucian ini berada dalam revolusi terus-menerus - bukan revolusi ekonomi atau sosial, melainkan sebuah revolusi batiniah, yang melalui itu ia terus-menerus memurnikan dirinya sendiri. Tindakannya tidak didasarkan pada suatu ide atau rumus tertentu.

Seperti sungai itu, dengan volume air yang amat banyak di belakangnya, membersihkan diri selagi ia mengalir, demikian pula batin membersihkan diri sekali ia telah menemukan kesucian religius ini."

~ J Krishnamurti - 10th Talk in Saanen, 1965


Foto: “You actually have to die to everything you know - to your memories, to your miseries, to your pleasures. And, when there is no jealousy, no envy, no greed, no torture of despair, then you will know what love is and you will come upon that which may be called sacred; therefore, sacredness is the essence of religion. 

You know, a great river may become polluted as it flows past a town, but if the pollution isn't too great, the river cleanses itself as it goes along and within a few miles it is again clean, fresh, pure. 

Similarly, when once the mind comes upon this sacredness, then every act is a cleansing act; through its very movement the mind is making itself innocent and, therefore, it is not accumulating. 

A mind that has discovered this sacredness is in constant revolution - not economic or social revolution, but an inner revolution through which it is endlessly purifying itself. Its action is not based on some idea or formula. 

As the river, with a tremendous volume of water behind it, cleanses itself as it flows, so does the mind cleanse itself when once it has come upon this religious sacredness.”


sumber:
https://www.facebook.com/hudoyo?fref=ts

Rabu, 23 Oktober 2013

Semalam

Malam ini saya tidak bisa tidur dengan nyenyak.Terbangun, ngelamun dan tidak dalam keadaan "aware". Saya membiarkan pikiran ini berkelana.Setiap keputusan pasti ada"buah"nya.. yang penting siap menyantap "buah" tersebut baik yang kecut, segar, sepet maupun manis dgn mantap. Sms ini menutup hari saya.

Selasa, 22 Oktober 2013

Terhenyak

Bosennnnn..... hampir 4 th ini. Dari pagi sampai malam cuma ngobrol sama bb, bosen rasanya, ga ada teman diajak ngobrol. Di dalam rumah terus seharian, cuma liat dapur, sumur, kasur. Malam ketemu suami aja sibuk sendiri dgn games-nya. Kayaknya lama-lama gw bisa sinting.

Saya terhenyak dengan pesan di bbm dari sahabat. Pesan itu dikirim kepada saya dan suaminya. Saya merasakan betul bagaimana itu rasanya sebuah kebosanan, kejenuhan tingkat dewa. Dia tidak ada pilihan, selain menjalani rutinitas sebagai ibu rumah tangga. Saya seakan terbang ke sana,di sampingnya, turut merasakannya.

Pertanyaan saya, lalu suamimu komentar apa dgn pesan itu?. Jawabnya, pulang kerja dia langsung memeluk aku.

Cesss, saya meneteskan mata terharu. Saya sedang tidak lebai. Tapi demikian kejadiannya. Sebuah pelukan berarti dalam, dimana sang suami turut merasakan apa yg dirasakan istri. Ada perasaan " mengayomi" istrinya. Memang benar, bahwa hidup adalah pilihan. Menjadi ibu rumah tangga juga adalah sebuah pilihan. Turut merasakan peran pasangan, itu yang bisa menguatkan sebuah pilihan.Apapun itu.


Ateis

Manusia mengenali Tuhan melalui timbunan informasi yg dikumpulkan sejak kecil..Sama seperti proses otak mengenali jenis-jenis benda. Biasa aja, tidak ada yg Istimewa..

Segala deskripsi tentang Tuhan itu terlalu didramatisir dan dibesar-besarkan..Karena manusia membutuhkan tempat bersandar, sebuah jaminan kepastian...

Padahal, Faktanya, seluruh alam semesta sudah berjalan sebagaimana adanya sejak milyaran tahun yang lalu, sebelum spesies manusia ini ada dan konsep Tuhan dibangun..

Pada dasarnya semua bayi itu Ateis..Karena pikirannya belum berkembang dan belum mampu mengkreasi sebuah mimpi dan mitos tentang Tuhan..

*diambil dari dari wall Ahmad Rofiq]

https://www.facebook.com/ahmad.rofiq.395/posts/10200714092165969

emm.... do you agree?

Rabu, 16 Oktober 2013

Tidak melakukan apa-apa

Saya adalah orang yg jarang sekali membaca koran. Biasanya, kalo membuka koran itu hanya untuk melihat iklan atau membaca koran kalau ada feature yg menarik di pojok kanan bawah.

Pagi ini, saya iseng membuka dan membacanya, itupun hanya judul-judulnya. Tentang kejahatan, korupsi, kemiskinan.Masalah di kehidupan ini semakin kompleks. Transportasi yang amburadul membuat tingkat stress meninggi. Biaya konsumsi hidup yang harus dipenuhi. Tak heran, banyak orang yang mengambil jalan pintas. Kaum berduit pun mengambil jalan pintas untuk memuaskan napsunya. Napsu konsumtif maupun napsu lainnya. Apalagi kaum marginal. Makin susah, makin stress, makin bingung mencari keadilan, mencari makan kemana, dimana dan bagaimana. Semua golongan sosial mengeluh dengan keluhan masing-masing.

Saya, golongan ekonomi menengahpun mengeluhkan. Lelah luar biasa. Mengeluh sampai kapan dan kepada siapa? Saya juga tidak tau. Ternyata saya sama saja dengan mereka. Rasanya yang dibutuhkan oleh semua mahkluk hidup yang bernyawa sekarang ini adalah olah kesadaran. Dan ini lebih ditujukan kepada saya pribadi. Beberapa hari ini saya seperti orang linglung, tdk bergairah untuk melakukan apapun. Saya butuh diam.

Gejolak dalam diri menambah rentetan konflik batin. Untuk menjalani apa adanya saja butuh perjuangan, butuh pembiasaan.yah... begitulah....

Selasa, 08 Oktober 2013

Tahu Diri

Hai selamat bertemu lagi
Aku sudah lama menghindarimu
Sialku lah kau ada di sini
*courtesy of LirikLaguIndonesia.Net
Sungguh tak mudah bagiku
Rasanya tak ingin bernafas lagi
Tegak berdiri di depanmu kini
Sakitnya menusuki jantung ini
Melawan cinta yang ada di hati
Dan upayaku tahu diri tak selamanya berhasil
‘pabila kau muncul terus begini
Tanpa pernah kita bisa bersama
Pergilah, menghilang sajalah lagi
Bye selamat berpisah lagi
Meski masih ingin memandangimu
Lebih baik kau tiada di sini
Sungguh tak mudah bagiku
Menghentikan segala khayalan gila
Jika kau ada dan ku cuma bisa
Meradang menjadi yang di sisimu
Membenci nasibku yang tak berubah
Dan upayaku tahu diri tak selamanya berhasil
‘pabila kau muncul terus begini
Tanpa pernah kita bisa bersama
Pergilah, menghilang sajalah lagi
Berkali-kali kau berkata kau cinta tapi tak bisa
berkali-kali kutlah berjanji, menyerah


Ini lagunya Maudy Ayunda. Em..pasti lagu ini inspirasi dari sebuah kejadian nyata. Seneng aja gitaran sambil nyanyiin lagu ini. Apalagi kalo gitarannya itu di pinggir sungai Melaka yang bersih dan gimanaaaaa gitu, hahahhahaha 

Belajar dari awan

Mari kita belajar menatap awan. Hampir setiap pagi pada hari-hari ini, kita bisa melihat langit biru dengan awan gemawan. Kawanan-kawnan kecil awan putih bergerak lembut bersama angin dan memancarkan kilau mentari pagi. Kita senang sekali setiap pagi ditemani oleh tari-tarian awan putih di cakrawala. "Oh, betapa indah pagi ini!". Lama-kelamaan, makin banyak kawanan awan bergabung, dan langit biru yang cerah berubah menjadi gelap. Kita menjadi sedih. "Oh, sahabatku, awan putihku, mengapa engkau pergi? Mengapa engkau meninggalkan aku sendiri?.

Hujan turun ke bumi membuat kita menangis. Suara tangisan kita menghentak-hentak seperti suara air hujan menjejak bumi. "Oh, dimanakah engkau sahabatku, awan putihku?. Mengapa engkau pergi meninggalkan aku sendiri?".

Ketika hujan mencapai bumi, air mengalir bersama sungai menuju ke lautan. Pada malam yang sunyi, suara tangisan kita terdengar nyaring, menghentak-hentak seperti suara gelombang sungai memukul-mukul dinding-dinding bebatuan di tepiannya. "Oh, di manakah engkau sahabatku, awan putihku? Mengapa engkau pergi meninggalkan aku sendiri?."

Ketika air sungai sampai di lautan, jadilah samudra raya. Kesedihan dan tangisan kita belum mereda. Namun, sinar mentari menghangatkan samudra raya dan semudra raya memberikan uap air sebagai jawaban terima kasih. uap air ini dibawa angin ke atas dan jadilah awan. Setelah semalaman menangis, pagi itu kita kembali bergembira. Kita kembali melihat sahabat kita, kawanan awan putih di cakrawala.

Sebenarnya kita tidak harus menunggu sehari, setahun atau seribu tahun untuk kembali melihat awan putih. Saat ini pula, kita bisa menatap awan. Saat langit biru menjadi gelap, dimanakah awan putih? Saat hujan turun, air sungai mengalir dan berhenti di samudra raya, dimanakah awan putih? Bukankah ia tetap ada, hanya tersamar di balik langit yang gelap, hujan, air sungai dan samudra raya? Jadi, kapankah awan putih itu lahir dan mati? Ia tidak lahir dan tidak mati. Ia hidup di balik langit gelap, hujan, air sungai dan samudra raya. Dengan menatap dalam-dalam langit yang gelap, hujan, air sungai dan semudra raya, kita melihat awan putih berarak. Ia selalu menemani kita.

*dikutip dari buku Revolusi Batin adalah Revolusi Sosial (J. Sudrijanta. S.J)

Selasa, 01 Oktober 2013

Kabar-kabari

Hampir putus asa setelah terlambat mengetahui bahwa pendaftaran untuk menjadi volunter di Yayasan Gerakan Indonesia Mengajar ditutup untuk lokasi Bekasi, ternyata sekarang saya boleh bersenang hati karena semesta mendukung keinginan saya. 

Yayasan ini meminta kantor tempat saya bekerja untuk bekerja sama. Begitu mengetahui kabar ini, saya adalah orang nomor satu dari unit saya, yang mendaftarkan diri. Dan ternyata juga memang satu-satunya. Tidak aapa-apa sih, toh nanti saya juga akan bertemu teman-teman dari unit lain. 

Keikutsertaan saya kali inipun tidak semulus yang saya bayangkan, karena HR ternyata lupa mendaftarkan saya ke panitia, sehingga terjadi "miss" yang membuat saya tidak mengikuti briefingnya. Saya kontak ke panitia langsung, didukung oleh HR saya,  akhirnya kesempatan itu masih boleh saya ikuti. Briefing khusus menyusul.

Nah, materi pembelajarannya apa? Ini saya masih belum nemu, walau saya terbiasa mengajar. 
Padahal, acaranya akan diselenggarakan tanggal 5 Oktober yang bertepatan dengan hari bersejarah dalam hidup saya. 






Kamis, 26 September 2013

Sekedar teman

"beib... lunch out ya.. lg bosen nih"

Pesan singkat itu membawa kami bertemu. Saya tiba terlebih dahulu. Sahabat saya tiba 10 menit kemudian. Saya paham betul dengan perangi satu sahabat ini. Raut mukanya sedang bete. Kami memesan makan siang. Karena saya memang penyuka jenis sayuran dan menjauhi jenis makanan yang serba daging, terutama daging merah, maka saya memesan brokoli bawang putih, tahu dan tempel, sedang dia memesan nasi timbel.

Sambil menunggu makanan datang, kami ngobrol. Sesekali saya memperhatikan dia melihat bb, memegang, lalu meletakkannya lagi. Saya tersenyum, pasti dia lagi galau.

"apa kabar dia?'", tanya saya

"emm.,, makin sibuk dia. Jarang ketemu sekarang. Urusannya macem-macem". sahutnya

"ndak ketemu tapi bbm-an kan, ?".. goda saya

"iya sih.. tp kan beda bbm, dengar suara atau ketemu langsung".. jawabnya

"jadi kangen nih ceritanya,, makanya bete?.. canda saya, sambil menatapnya dengan senyum-senyum

"he em sebenernya kangen.,, tapi makin ga kenal dia rasanya".. jawabnya

"ooo. ya kenalan lagi ah".. kata saya

"ah..kau.. !. emmm.. sebenernya, fungsiku apa ya untuk dia? Apa kehadiranku perlu? Toh kehidupan dia sudah bagus, sangat bagus malah. Rasanya sudah cukup sekian saja. Aku capek cemburu, aku capek menanti, aku capek begini terus "

Kali ini nadanya serius, tp saya jg paham, toh ini bukan kali pertama dia mengucapkan niat itu. Bolak-balik dia berusaha, tp ndak berhasil juga tuh. Sampai detik ini. Maka saya jawab sekenanya..

"tapi kau cinta kan?...tanya saya penuh selidik, walau sebenarnya saya juga tau jawabannya.

"cinta, ...banget".. katanya.

Makanan pesanan kami datang. Saya langsung menyantapnya, karena memang saya sudah lapar. Dia  mengaduk-aduk makanan itu dan menyuapkan satu dua sendok ke mulutnya. kemudian terdiam, lalu mengambil BB lagi, sekedar melihat.

"Lalu, tak bisakah kau, menjalani saja. Nikmati saja beib, kau juga butuh dia. Mungkin memang tanpa perlu berkomitmen, yang penting kamu dan dia saling mencintai. Itu saja rasanya sudah cukup. Percaya deh, dia jg mencintai kamu" kata saya sok bijaksana

"entah.." jawabnya

Saya menatap wajahnya. Sepertinya kali ini dia serius.

"Tapi kalaupun kau sudah siap dengan keputusanmu, aku tetap dukung beib. Kau kan jg tau teorinya, bahwa tidak ada yg abadi di dunia ini. Ya kan? Apa yang kita miliki, apapun itu, pasti akan hilang juga. Cuma masalah waktu saja. Bisa terjadi sekarang, lusa, dua tahun lg atau 5 th lagi?.. kata saya

"iya.." dia tersenyum... Tapi entah apa kelanjutannya, saya juga tidak tau.

'Ya udah ah, dimaem ntuh pesenannya" kata saya. Lalu kami sibuk mengunyah, sesekali kami saling mencomot pesanan masing-masing.

Mungkin,,, dia hanya butuh teman.. :)


Minggu, 22 September 2013

Solitude

Kejadian itu berulang, terus berulang. Begitu kaki menginjakkan lantai itu, perasaan itu muncul.Down.Sedih tanpa sebab, tiba-tiba ingin pergi menjauh. Ndak tau alam bawah sadarnya menuntun kemana. Pengen sendiri, nyepi. Cuma, ndak bisa langsung serta merta ngacir ke tempat sepi sana. Emang kantore mbahne, bisa mendadak cuta cuti. Perang batin berlangsung terus menerus. Jalan, enggak? Terus, enggak? Jalani, enggak? Bener, enggak?

Mbuh!!

Jumat, 20 September 2013

Tersadar

Gara-gara ngobrol dengan sahabat saya yang di Makassar sono, saya jd teringat kebiasaan lama dulu, yang sudah saya tinggalkan. Obrolan bermulai dari pembahasan akan didirikannya perpustakaan yang merupakan impian saya (ndonga sik, semoga terlaksana:D) kemudian ke topik ini, nasi bungkus.

Dulu, subuh-subuh keliling membagikan nasi bungkus. Isinya sih sederhana, cuma nasi, telor dan orek tempe. Sasaran saya adalah orang gila dan para tuna wisma. Orang gila juga lapar kan?

Saya teringat tatapan orang gila itu. Sedikit takut sebenernya, tp saya tetap memberanikan diri untuk mendekatinya. Dia sedang sibuk mengais tong sampah waktu itu. Saya tidak berbicara, hanya menyerahkan kantong plastik berisi nasi bungkus itu, tatapannya nanar, tp nalurinya menuntun dia untuk menerima. Saya tersenyum, dia mengangguk.

Lama kelamaan, saya malah menjadi egois, ndak pernah mikirin mereka. Padahal rejeki saya jauh lebih baik dibanding tahun-tahun yang dulu. Ah, manusia memang suka lupa jika sudah enak ya, seperti saya ini.Lupa kalau saya dan orang-orang gila beserta tuna wisma itu menginjakkan kaki di bumi yang sama, bernafas dan hidup dalam semesta ini.

Terima kasih, sobatku, yang sudah mengingatkan aku. Peluk cium untukmu. muaaaahhhhh

Breakeven

Yg nyanyi cewek, jd 'she" diganti "he"

BREAKEVEN

I'm still alive but I'm barely breathing
Just prayed to a God that
I don't believe in'
Cause I got time while he got freedom'
Cause when a heart breaks, no it don't breakeven
His best days will be some of my worst
he finally found a girl that's gonna put his  first
While I'm wide awake he's no trouble sleeping'
Cause when a heart breaks, no it don't breakeven, even, no

What am I suppose to do
When the best part of me was always you and
What am I suppose to say
When I'm all choked up and you're okay
I'm falling to pieces, yeah
I'm falling to pieces
They say bad things happen for a reason
But no wise words gonna stop the bleeding'
Cause he's moved on while I'm still grieving

And when a heart breaks, no it don't breakeven, even, no
What am I gonna doWhen the best part of me was always you
And what am I suppose to say
When I'm all choked up and you're okay
I'm falling to pieces, yeahI'm falling to pieces, yeahI'm falling to pieces
(One's still in love while the other one's leaving)I'm falling to pieces('Cause when a heart breaks, no it don't breakeven)


Rabu, 18 September 2013

Minggu, 15 September 2013

Perempuan

Era Menstruasi
Mau tidak mau, anak perempuan yang normal, pada umur belasan akan mengalami menstruasi. Tak hanya keluhan fisiologis yang bisa terjadi sejak 1-14 hari sebelum menstruasi berlangsung, tp juga keluhan psikologis yang bisa mencetuskan masalah mental dan emosi. Jika badan sehat, artinya jika siklus haid normal (22 s.d 35 hari), tidak ada gangguan hormonal atau adanya suatu penyakit spt miom, kista, dll, maka rasa sakit yang timbul tidak akan mengganggu aktifitasnya. Anak perempuan harus berlatih mengendalikan diri/emosi dalam fase ini. 

Era Menikah
Banyak candaan di masyarakat yang sering terdengar, jika ada pasangan abis menikah : wah, sekarang enak sudah ada yang "ngurusin". Biasanya itu ditujukan kepada kaum laki-laki. Apalagi kalo laki2 itu sblmnya adalah anak kost, yang harus mengurus semuanya sendiri. Hehehe.. Jadi artinya ucapan untuk pengantin perempuan adalah: selamat, kamu menjadi pengasuh suamimu seumur hidup. 

Pada fase ini, perempuan harus memikirkan tidak hanya dirinya sendiri, tp jg untuk suaminya mengenai masalah makanan, urusan cuci mencuci, urusan bersih-bersih dll. Jika wanita itu tidak bekerja, maka seluruh hidupnya rasanya hanya untuk suami dan rumah. Terberkatilah para wanita-wanita yang seperti ini.
Budaya seperti ini, adalah budaya jawa, budaya patriarki dan budaya ningrat, yang memposisikan laki-laki sebagai nomor satu dan tak terbantahkan. Tapi woi,, ini jaman sudah berubah. 

Era Kehamilan
Jika sudah menikah, tentunya pasangan menginginkan seorang anak. Pada fase ini, wanita akan mengandung. Mengandung, artinya ada peningkatan produksi hormon estrogen yang akan meningkatkan keasaman lambung, sehingga menyebabkan mual dan muntah. Katanya, ada faktor lain yaitu human chrorionic gonodotropin, dimana hormon ini dihasilkan oleh plasenta selama awal kehamilan. Normalnya akan berlangsung selama 3 bulan, tp ada juga yang selama kehamilan mual dan muntah. Ini tidak bisa ditolak oleh wanita manapun. Jadi, rasa nano-nano selama kehamilan, harus diterima, dinikmati. Kembali, perempuan harus bisa mengendalikan diri di era kehamilan ini. 

Era Sebagai Ibu
Setelah jabang bayi ini keluar, tidak ada yang bisa menyusuinya selain seorang ibu. Bayi menyusu, tidak bisa dijadwal. Mau pagi, siang, sore atau tengah malam. Demikian juga jadwal pipis. :D. Tenaga seorang ibu harus ekstra untuk begadang di malam hari dan bekerja di pagi hari. Jika anak-anak sudah memasuki usia sekolah, maka tugas ibu bertambah, yaitu sebagai guru private, teman bermain dan tentu saja tetap sebagai pengasuh. 

Jika seorang ibu itu bekerja, maka tenaga dan pikirannya harus dibagi. Antara pekerjaan kantor, pekerjaan ibu dan mjd dirinya sendiri (yang ini tidak semua wanita yg seorang ibu bisa).

Sejalan dengan bertumbuhnya anak-anak, masalah yang dihadapi makin bertambah pula. Seorang ibu harus menjaga kestabilan emosi anak, kestabilan ketenteraman keluarga. Intinya wanita harus menjaga kestabilisasian ini supaya tidak terjadi kontroversi hati ( halah, kok vicikisisasi). 

Era Menopause
Tugas sebagai wanita yang harus menstruasi setiap bulannya akan berakhir di sini. Namun, hal yang menyertainyapun ada. Gejala menopause seperti insomnia, capek yang sangat, juga semburan panas yang mendadak bisa dirasakan dari dada ke leher lalu ke wajah, pada malam hari gejala ini disertai keringat yang mengucur deras. Jantung berdetak kencang, dan mudah tersinggung. Kembali, fase ini kesadaran diri harus dijaga supaya tidak ada kudeta hati ( woiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii orang gila diikutin terus yak )

Era Menjadi Nenek
Pada era ini seorang nenek, biasanya menjadi ban serep jika tidak ada pembantu rumah tangga. Dasarnya kasih ibu sepanjang masa, maka nenek akan dengan senang hati menjagai cucunya. Tugasnya tidak hanya menjagai, tp juga menjadi teman bermain. 

Tanpa wanita takkan ada bangsa manusia. Tanpa bangsa manusia takkan ada yang memuji kebesaranMu. Semua puji-pujian untukMu dimungkinkan hanya oleh titik darah, keringat dan erang kesakitan wanita yang sobek bagian badannya karena melahirkan kehidupan.” 
 Pramoedya Ananta Toer, Jejak Langkah


Terus kenapa tulisan ini dibuat? Mau tuker guling menjadi pria? Oh tidak, saya bangga menjadi perempuan. Saya memposisikan diri sebagai Nyai Onstosoroh saja. Tokoh ini menginspirasi saya utk tidak menjadi perempuan yang cengeng.. Cuma, tolong hargai saja perempuan. Terima kasih. 



Kamis, 12 September 2013

Saya dan Sekarsoka


Saya dan Sekarsoka. Meski kami tidak tinggal sekota, namun setiap hari kami selalu tahu apa kegiatan masing-masing. Kami berdua suka karya sastra. Buku terakhir yang saya beli (Sekar juga) adalah tetralogi Pramudya Ananta Toer, Bumi Manusia. Tetralogi ini konon ini sudah diterjemahkan ke dalam 30 bahasa dan menjadi buku wajib di Singapura, Malaysia, bahkan Amerika.

PAT adalah pengarang favorit kami. Kalau saya masih menempatkan Umar Kayam di posisi kedua, Sekar tetap PAT dan hanya PAT tanpa nomor duanya. :D

Dulu, kalau Sekarsoka abis beli buku, lalu mereferensikannya kepada saya, begitu juga sebaliknya. Lalu kami ngobrolin tentang isi buku itu. Lama kelamaan tradisi membaca buku itu sama-sama kita tinggalkan dan berganti issue tentang sekolah anak, urusan pembantu, urusan masak memasak, urusan perkantoran, urusan kesehatan dan lain sebagainya. 

Dua hari ini kami sama-sama kangen dengan PAT. Dua hari ini kami bekerja ditemani monolog dari sang maestro dengan karyanya "Nyanyi Sunyi Seorang Bisu" yang diterjemahkan menjadi "The Mute Soliloguy". http://www.youtube.com/watch?v=ZwqfVz-qB3E. Karya ini dibacakan PAT dalam kunjungannya ke University of Michigan. Mendengarkan seorang budayawan berbicara, dengan bahasa yang membumi, tidak merendahkan diri dan tetap anggun berisi, lalu diakhiri dengan diskusi seru, membuat saya merasa terpenuhi rasa kangennya. 

Quote2 PAT :
"Kalau kemanusiaan tersinggung, semua orang yang berperasaan dan berfikiran waras ikut tersinggung, kecuali orang gila dan orang yang berjiwa kriminal, biarpun dia sarjana".
“Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian.” 

“Dalam hidup kita, cuma satu yang kita punya, yaitu keberanian. Kalau tidak punya itu, lantas apa harga hidup kita ini?” 

Tahu kau mengapa aku sayangi kau lebih dari siapa pun? Karena kau menulis. Suaramu takkan padam ditelan angin, akan abadi, sampai jauh, jauh di kemudian hari. (Mama, 84)” 

“Hidup sungguh sangat sederhana. Yang hebat-hebat hanya tafsirannya

Saya dan Sekarsoka, sepakat dengan quote2 itu. Ada satu quote dalam buku Bumi Manusia yang tak habis-habisnya kami obrolin, gambaran tentang seorang wanita mandiri, yang sendiri menghadapi kolonialisme Belanda waktu itu, tokoh itu Nyai Ontosoroh. 

Jangan sebut aku perempuan sejati jika hidup hanya berkalang lelaki. Tapi bukan berarti aku tidak butuh lelaki untuk aku cintai. (Nyai Ontosoroh)” 

emm...Membaca sama denggan belajar. Membaca karya sastra adalah belajar tentang kehidupan. Menulis adalah mempertajam nurani, mengolah rasa, mengasah otak.

Sekian.





Rabu, 04 September 2013

Bagaimana?

Saya bingung menghadapi orang yang marah atau sebel atau apalah. Sebetulnya saya adalah orang yang paling males terlibat konflik. Dan biasanya untuk itu saya cukup diam. Tapi diam di sini, terkadang ternyata salah juga. Bisa dipersepsikan lain oleh lawannya.

Apalagi kalau pemicunya itu adalah dari sebuah percakapan via bbm atau sms. Nada bicaranya tidak terdengar di sini. Jadi, suka-suka si penerima mau membacanya dengan stressing/penekanan kata seperti apa yang sesuai dengan suasana hatinya saat itu.




Senin, 02 September 2013

Tentang Kista

Sudah sering mendengar tentang jenis penyakit ini. Namun tidak pernah mempunyai perhatian khusus untuknya. Baru kali ini browsing ttg kista. Khususnya kista pada rahim.


http://www.cancerhelps.com/kista.htm
Beberapa faktor resiko berkembangnya kista ovarium, adalah wanita yang biasanya memiliki:
- riwayat kista ovarium terdahulu
- siklus haid tidak teratur
- perut buncit
- menstruasi di usia dini (11 tahun atau lebih muda)
- sulit hamil 
- penderita hipotiroid
- penderita kanker payudara yang pernah menjalani kemoterapi (tamoxifen) 

Gejala dan Diagnosa Kista Ovarium

Kista ovarium biasanya tidak menimbulkan gejala dan tidak sengaja terdeteksi melalui USG saat pemeriksaan rutin kandungan. Namun, beberapa orang dapat mengalami gejala ini:
  • kram perut bawah atau nyeri panggul yang timbul tenggelam dan tiba-tiba menusuk
  • siklus haid tidak teratur
  • perut bawah sering terasa penuh atau tertekan
  • Nyeri haid yang luar biasa, bahkan terasa hingga ke pinggang belakang
  • Nyeri panggul setelah olahraga intensif atau senggama
  • Sakit atau tekanan yang menyertai saat berkemih atau BAB
  • Mual dan muntah
  • Rasa nyeri atau keluarnya flek darah dari vagina

****

ooo begitu to.... jadi tau.. pantesan.... 

Minggu, 01 September 2013

3 hari tanpa hp, bb

Kali ini, tanpa disengaja, saya terjauh dari yang namanya hp dan bb. Biasanya hp dan bb dimatikan kalau saya mengikuti retret meditasi. Ini bisa 3 atau 5 hari lamanya. Biar terputus dengan dunia luar untuk sementara, kemudian menyepi di tempat yang memang sepi. Ah, jadi kangen.

Oya, 3 hari tanpa hp bb ini ada enak ada tidak enaknya. Enaknya saya jadi fokus ke pekerjaan rumah dan anak-anak. Tidak enaknya, saya jadi tidak bisa terhubung dengan konsumen.Jadi gemes deh. 

Sadar bahwa Sabtu kemaren itu adalah akhir bulan, melihat sms ternyata no hp terblokir gara-gara nomor pasca bayar blm dibayar. Nomor satunya lagi, yang pra bayar, lupa diisi ulang. Hihih nomor ini memang jarang dipakai. Biasanya saya hanya nerima atau membalas sms yang masuk ke no pra-bayar ini, jadi begitu nomor sudah kadaluwarsa saya engga sadar.

Hari Sabtu mau ngurus ke kantor operatornya ga sempet. Mulai pagi sampai malam, agendanya penuh. Pagi anter kaka sekolah, lanjut ke dokter (dokternya lama antrinya), jemput kaka sekolah,terakhir ngetem di Etude. Full day. Minggunya, ternyata kantor itu tutup. Jadilah 3 hari tanpa hp dan bb sejak Jumat malam, Sabtu dan Minggu. Mulai sekarang saya harus care dengan telepon ini, karena ini alat komunikasi penting jaman sekarang. Gara-gara no hp saya tidak bisa dihubungi, murid baru datang terlambat karena harus muter-muter nyari lokasinya. Ada juga yang mau ijin tp tidak bisa menghubungi saya. Beberapa guru yang sms akhirnya jg tak terbalas sms-nya. 

Hem.. sesuatu banget.


Selasa, 27 Agustus 2013

Mengintip blog

Melongok blog seorang teman....http://hiralalitya.blogspot.com,... duh.. serunya. Being singgle, young and happy. Begitulah seharusnya anak muda. Explore many things. 

Saya senyum-senyum sendiri membacanya. Rasanya perlu sekali-kali ikut wisata alam bersamanya. Menikmati semesta yang sudah memberikan segala-galanya untuk mahkluk hidup yang bernaung di dalamnya. Wujud syukur atas penyelenggaraannya, menikmati setiap momen indah semesta ini. 

Woya, ternyata, orang-orang di sekeliling saya hobi nge-blog. Fakta ini lho. Sahabat saya yang berulang kali nyemplungin saya di dunia web sampai membuatkan saya account multiply, yaitu http://www. kopimorning.blogspot.com. Kemudian yang meracuni saya untuk rajin menulis adalah http://www.tjapoenk.blogspot.com. Awalnya bingung membuat blog itu bagaimana, maka http://www.indahnyahariku.blogspot.com ini yang membuatkan blog episode diri. Ada jg jenis anak muda yg hepi http://www.alwayswinz.com dan sosok wanita mature yang cerdas dan mandiri http://www.retnowulan.net

hehehehhehehe. Emm.. ada sih satu orang yg batal nge-blog. Sudah memulai dengan membuat e-mail account, tp karena sebuah perkara, maka batal itu niatnya. Mudah-mudahan temen saya yang satu ini segera nge-blog juga.

Getting fourty

Baru saja melihat kalender. Ternyata, umur menjelang kepala 4. What have I done so far? Rasanya apa yang saya lakukan, so so saja. Terkadang malah terkungkung dalam pikiran dan rasa yang sama. Masih saja mengikuti emosi untuk alasan yang sama, meneteskan air mata untuk alasan yang sama. Stag di tempat yang sama.

Mengkhayalkan, memimpikan, mengharapkan sesuatu yang sama, berulang-ulang. Heran sendiri saya, hampir kepala 4, tapi kelakuan jauh dari bijaksana. Selalu melibatkan emosi dalam setiap apa yang didengar, dalam setiap apa yang dilihat, dalam setiap apa yang terkenang. Lupa, bahwa hidup ini seperti air sungai yang mengalir.




Kamis, 22 Agustus 2013

Quote of the day

Orang sering keterlaluan,  tidak logis,
dan hanya mementingkan diri;
bagaimanapun, maafkanlan mereka.

Bila engkau sukses, engkau akan mendapat beberapa teman palsu, dan beberapa sahabat sejati; bagaimanapun, jadilah sukses.

Bila engkau jujur dan terbuka,
mungkin saja orang lain akan menipumu;
bagaimanapun jujur dan terbukalah.

Apa yang engkau bangun selama bertahun-tahun mungkin saja dihancurkan orang lain hanya dalam semalam; bagaimanapun bangunlah.

Kebaikan yang engkau lakukan hari ini
Mungkin saja besok sudah dilupakan orang; Bagaimanapun, berbuat baiklah.

Bagaimanapun, berikan yang terbaik dari dirimu.
Engkau lihat,
akhirnya ini adalah urusan antara engkau dan Tuhanmu; Bagaimanapun ini bukan urusan antara engkau dan mereka.

(Bunda Teresa)


*Let it flows,... let the universe do the rest

Minggu, 04 Agustus 2013

Kesepian

Kesepian. Walau di tengah keramaian, saya merasa kesepian. Tapi justru di saat rasa ini datang, inilah saatnya untuk menyadari dan mengamati rasa itu. Walau terkadang, saya gagal melakukannya dan menyerah.

Rasa sepi ini melahirkan sebuah pernyataan batin untuk bertindak. Untuk meletakkan semua permasalahan sebaik-baiknya. Untuk melepaskan semua yang bukan seharusnya saya miliki. Untuk meredam semua keinginan demi kebahagiaan. Kebahagiaan yang juga adalah penderitaan.

Sebab di dunia ini tidak ada yang kekal. Segala yang hidup akan mati. Rasa memiliki akan berganti kehilangan. Kebahagiaan berganti kesedihan.

Bisakah batin ini bebas dari marah, sedih, napsu, cinta, rindu, benci, dendam yang tak berkesudahan?

Kamis, 01 Agustus 2013

Seharusnya

Seharusnya, jika tidak ada perubahan, bulan ini dia sudah kerja di rumah.
Seharusnya, tiap pagi dia bisa mengantar anak-anak ke sekolah
Seharusnya, setiap hari dia bisa mengajar
Seharusnya, setiap hari dia bisa nemenin anak-anak belajar
Seharusnya, dia bergantung pada apa dan siapa?

Bukankah keputusan itu seharusnya ada di tangannya?


Sebuah Gambaran

4.00 wib. Duduk diam. Teorinya adalah duduk diam dengan batin yang hening. Yang terjadi, batin saya penuh gejolak, semrawut. Saya sadar bahwa saya malas melatih kesadaran diri. Banyak bolongnya. Saya terlena dengan pikiran. Saya memanjakan dan membiarkan pikiran ini berkelana, mengembara. Memupuk pikiran dengan keinginan2 yang entah dapat terpenuhi entah tidak, toh kita tidak akan tahu apa yang akan terjadi kelak. Pikiran tentang 'seandainya....",.. "seharusnya,.....", "jika aku.........","suatu saat nanti......." Mengkhayalkan seolah-olah keinginan itu sudah terwujud, sudah saya miliki. Kemudian saya bahagia. Padahal bahagia itu sementara, sebab semuanya adalah buah pikiran saya sendiri. Saya dalangnya.

Entah sampai kapan pikiran-pikiran, keinginan-keinginan ini terus berkarya. Jika saya mati, masih adakah keinginan itu? Saya lalu membayangkan tentang kehidupan setelah kematian. Kehidupan itu ada, tapi bentuknya bukanlah suatu tempat yang dinamakan surga dan neraka. Di situ juga sudah tidak ada lagi yang namanya agama. Kehidupan itu tetap berada dalam semesta ini. Mereka hanya hidup dengan batinnya. Raganya sudah tidak berfungsi. Sehingga tidak nampak oleh mata manusia. Toh, semesta ini dihuni oleh sekian milliar anggota Bima Sakti. Dalam setiap gugusan bintangnya, pasti ada kehidupan yang tidak bisa kita lihat dengan mata.

Bayangan saya surga itu adalah batin yang sudah bebas. Bebas dari segala kemekelatan sehingga sudah tidak penasaran. Nah, neraka, yang diibarakan sebagai penderitaan itu adalah batin yang belum terbebas dari kemekelatan. Kemelekatan akan seseorang, akan harta, akan keinginan lain. Masih terus mencari, sehingga mungkin akhirnya ber-reinkarnasi untuk melanjutkan pencariannya.

Alarm berbunyi. Berarti sudah pukul 05.00 wib. Saatnya saya melanjutkan kehidupan ini, dengan sadar. Mudah-mudahan :)


Selasa, 30 Juli 2013

Lorong waktu

berjalan sendiri di lorong waktu ini. tidak ada satu pun bisa dijadikan tempat untuk bersandar. sebab kehidupan ini adalah kehidupanku sendiri. tak sepantasnya memang mengandalkan dan meletakkan semua yang dirasa dan dialami kepada orang lain. untuk semua hal di kehidupan ini, tak kan pernah ada orang lain yang bisa memutuskan, membantu ataupun mengambil alih. kepahitan, kebahagiaan, tangisan, canda tawa berakhir sudah saat mata tertutup untuk selamanya, sampai jiwa kembali ke haribaan pertiwi, menyatu dengan semesta ini.

*rest in peace, my friend


Senin, 29 Juli 2013

Keputusan Sekar

Sekar kembali dihadapkan pada keputusan resign atau tidak. Suami memaksa untuk resign. Menurutnya, istri itu ya di rumah. Pakai daster. Pekerjaannya adalah mengurus anak-anak dan suami. Sebagai wanita dengan pendidikan S2, cantik pula, Sekar butuh untuk mengaktualisasikan dirinya. Celotehan-celotehan suaminya terkadang membuat kata hatinya berontak. " wah besok kalau mama sudah resign, tiap aku mau berangkat kerja, sepatu ini pasti sudah dilap, sudah disiapin juga kaos kakinya." Apakah sekedar mengelap sepatu adalah tugas wajib seorang istri? Apakah itu bentuk suatu kesetiaan?

Sekar juga butuh bersosialisasi. Suami kembali mengkayalkan istri idaman menurut gambarannya. Celotehan lainnya seperti, "Mama, nanti kalau udah resign, ndak perlu ada internet, mama ndak perlu pakai tab, bb. Pengeluaran lebih irit". Huh, pemenjaraan secara halus, Sekar membantah dalam hati. Namun, Sekar memilih diam.

Mengurus anak-anak, apakah murni tugas seorang istri? Menemani bermain, sekedar mendengarkan cerita anak-anak. Membantu mengerjakan PR? Anak ya anaknya berdua, wong situ jg bapaknya kok, dalam hati Sekar bergumam.

Terkadang suaminya juga mengeluhkan kebutuhan hidup yang makin naik, sementara penghasilan tetap saja. Keluhan hanya sebatas keluhan tanpa solusi apapun. Sebagai laki-laki dia terlalu pasrah dengan kehidupan ini. Terlalu apatis. Sekar memutar otak demi mencukupkan kebutuhan hidup. Berbekal S2 di bidang public relation, Sekar mengajar di sebuah lembaga pendidikan sepulang dia bekerja kantoran dan juga di hari Sabtu.

Terkadang dia merasa tidak fair atas peran ini. Tugas suami hanya mencari uang saja. Itupun setengah penghasilan Sekar. Titik. Jika kurang, itu urusan Sekar, tugas istri untuk mencukupkannya. Suami tutup mata untuk urusan lainnya. Namun demi untuk bisa mengaktualisasikan diri, Sekar berusaha menjalankan peran-peran itu sebaik mungkin, tanpa mengeluh. Dia harus bisa melakukannya.

Dulu RA Kartini berontak atas ketidak-adilan, menjunjung keseteraan gender, tapi akhirnya menyerah. Rela menjadi istri kedua dan itupun dijodohkan. Sekar adalah RA Kartini jaman modern ini.  Seorang ibu akan melakukan apapun, termasuk mengesampingkan kebahagiaannya sendiri, demi anak-anaknya. Yah, Sekar tetap menjadi istri suaminya, walau entah dimana rasa cinta kepada suaminya sekarang. Yang penting, anak-anak masih mempunyai ayah dan ibu komplit.





Selasa, 23 Juli 2013

Si Nona

Entah dipandang sebagai apa Nona ini, kok mereka sungkan terhadap Nona. Justru dgn rasa sungkan mereka itu, sebenernya membuat Nona salah tingkah. Atau karena senioritas? Lho, pekerjaan ya pekerjaan saja, ndak papa kok Nona dimintai tolong. Justru ini membuat Nona beteh. Atau Nona galak, judes ya???? emm.... mungkin demikian.

Nona tau, sebenarnya pekerjaan itu menyenangkan dan pas buatnya. Tapi karena energi Nona tidak seluruhnya bisa tersalurkan di tempat itu, membuat Nona menjadi cuek. Nona menyadari itu. 4 th silam, posisi itu cukup dinamis. Sibuk is fun. Nona biasa mengurus semuanya sendiri, di kantor yang dulu dia bekerja. Sebentar.. atau mungkin sebenarnya Nona sudah tidak bisa dipercaya lagi di kantor sekarang?. Tapi kenapa Nona masih harus di situ?.

Nona menengok kantor sebelah. Aroma kedinamisan terpancar di situ. Nona rindu kesibukan. Senin - Jumat, terpasung dalam tempat itu, yang merupakan penjara emas. Posisi enak, nyaman, tp less job.Pekerjaan yang itu-itu  saja. Nona merasa posisi itu cuma seperti operator dan receptionist saja.Otak menjadi tumpul. Ndak menantang. Kebosanan tingkat dewa. Mau mundur, ndak boleh. Mau bergerak, nunggu hari Sabtu dan Minggu.

Menuruti kata hati ndak mungkin dilakukan, sebab Nona tidak hidup sendiri. Tapi sendiri. Sendiri tapi tidak hidup sendiri. Keterikatan dan tanggung jawab  yang membuat menjadi tidak sendiri. Tapi Nona sendiri. Mulai sekarang dan seterusnya Nona sendiri. Sendiri bersama rasa sendiri, tapi bukan kesepian. Sendiri saja.




Kamis, 18 Juli 2013

I want you to stay

All along it was a fever
A cold sweat hot-headed believer
I threw my hands in the air I said show me something
He said, if you dare come a little closer

Round and around and around and around we go
Ohhh now tell me now tell me now tell me now you know

Not really sure how to feel about it
Something in the way you move
Makes me feel like I can't live without you
It takes me all the way
I want you to stay

It's not much of a life you're living
It's not just something you take, it's given
Round and around and around and around we go
Ohhh now tell me now tell me now tell me now you know

Not really sure how to feel about it
Something in the way you move
Makes me feel like I can't live without you
It takes me all the way
I want you to stay

Ohhh the reason I hold on
Ohhh cause I need this hole gone
Funny you're the broken one but i'm the only one who needed saving
Cause when you never see the lights it's hard to know which one of us is caving

Not really sure how to feel about it
Something in the way you move
Makes me feel like I can't live without you
It takes me all the way
I want you to stay, stay
I want you to stay, ohhh

Obrolan-Bercandaan

Saya teringat obrolan dengan beberapa teman saya beberapa bulan yang lalu. Kebetulan kami perempuan semua. Ceritanya,  berdasarkan sebuah berita di surat kabar. Intinya, kenapa wanita cantik mau dijadikan istri kedua atau ketiga.

Setelah kami analisa.. haiyah.. ternyata jadi istri kedua/ketiga itu enak. Ini analisa kenthir2an..
1. Istri pertama pasti ikut menderita dlm perjuangan suami, turut merintis, nah kalo istri kedua, ketemunya suami udah sukses
2. Istri kedua ketemunya pasti tidak setiap hari, ga harus meladeni. Jarang berantem kan kalau jarang ketemu. Jadi, manissss terus.
3. Duit bulanan terus dikasih dong, rutin
4. Rumah, mobil berikut dana ke salon sudah pasti disediain. Rumah jgn di perumahan, tetangga pasti reseh.     Apartemen pastinya.
5. Kalau suami sakit, yg merawat istri tua

Lho.. iya kan? Istri kedua terima enaknya. Hahahha.. hussss... ngawurrrrrrrrrrrrrrrrrrrrr

Oooo.. jadi pantes saja wanita-wanita cantik yg ga mau bersusah payah, mau-mau saja dijadikan istri kedua, ketiga, keempat, kelima dan seterusnya.

Obrolan cukup sampai di situ. Selanjutnya adalah mengkhayal mau jalan-jalan ke mana lagi. Kami, ber 4.






Minggu, 14 Juli 2013

Menunggu waktu berbuka puasa

Foto: Alhamdulillah,akhirnya selesai juga konsert Etude musik....
Lucu-lucu kan

Lihat anak-anak ini lucu kan? Yang baju kuning bontot saya. Mereka memainkan ansamble lagu Twinkle2 Little Star diiringi gitar dan keyboard.

Selain ansamble biola, ada solo biola, keyboard dan nyanyi tentunya. Anak-anak ini semua ceria, itulah efek berlatih musik. Dengan berlatih musik anak-anak lebih gampang bersosialisasi-ini menurut sebuah penelitian. Tapi saya setuju.

Dengan adanya kelas repertoar musik ini ( main di outdoor), yang paling berkesan adalah melihat para orangtua seneng dan bangga melihat anak-anak berani tampil ke depan dilihat khalayak umum.

Anak-anak yang tidak ikut les pun memenuhi kursi-kursi yang tersedia. Tentunya dengan aktifitas ini, nantinya mereka diharapkan turut belajar musik. Tiga bulan sekali acara semacam ini akan terus diadakan untuk mengasah keterampilan performance dan sekaligus ajang promosi.

Ide acara ini adalah selain untuk menggembleng mental para siswa tapi juga sekaligus untuk mengisi waktu menunggu berbuka puasa. Acara makin seru, karena kami membagi beberapa doorprize. :)



Selasa, 02 Juli 2013

Cerita tentang pagi ini

IMG-20130703-00742.jpg
Commet
BBM naik. Tarif bus naik, harga sembako naik. Apa-apa naik. Yang turun adalah tiket commuter line jabodetabek. Tarif semula Rp. 8.500,-, sekarang hanya Rp. 3.000,- saja untuk tujuan saya, stasiun Bekasi - sta Karet. Saya membeli Commet (commuter electronic ticket ) yang bisa diisi ulang. Biar ga ngantri kalau pas pengen naik kereta. Irit waktu sedikit. Tiket Commet ini seharga Rp. 50.000,- ( Rp.20.000,- harga kartu dan Rp.30.000,- adalah saldo saya).

Tapi....... dengan turunnya tiket kereta commuter line ini, yang tadinya penumpangnya penuh menjadi semakin puenuh. 

Pagi ini, dari Bekasi naik kereta jam 6.12. Berdiri tentunya (bangga neh hehehe.. ). Masih lumayan nyaman karena dari Bekasi. Setelah itu Kranji, Klender, Cakung... penumpang bertambah. Alhasil saya terdorong makin ke dalam.

IMG-20130703-00740.jpg
gerbong yang penuh dengan penumpang
Tiba di stasiun Manggarai, badan kecil ini tidak bisa masuk ke kereta tujuan Sudirman-Tn Abang. Duduk-duduk dulu menunggu kereta selanjutnya sembari meluruskan kaki sambil melihat orang hilir-mudik, lalu-lalang, ada yang berlari-lari takut telat sampai kantor mungkin. Sehingga saya sampai kantor jam 9 :D:D:D::D

Di gambar ini masih lumayan, pintu masih bisa tertutup. Di beberapa gerbong lain, kereta AC ini tidak bisa ditutup saking berjubelnya penumpang yang memaksa naik agar tidak terlambat sampai kantor sehingga mengesampingkan keselamatan diri.