Minggu, 28 April 2013

Sebuah duri ikan

Duh, baru kali ini saya kemasukan duri ikan yang super ngueyel. Duri ini nyangkut di tenggorokan saya sepertinya terbalut dalam selaput yang tipis. Jadi kalau saya menelan air liur, dia bergeser-geser. Kalau posisinya lagi bener, untuk menelan dan berbicara tidak sakit, tapi kalau posisinya lagi ga bener, alamaakkk sakit. Durinya cuma kecil padahal.

Saya lumayan panik melihat sang duri tetep bercokol dalam tenggorokan ini. Sempat bertanya kepada teman saya yang seorang dokter, katanya: cepet ke THT, biar dikeluarin pakai alat. Serem ah. Ingat juga ada seorang teman yang pernah operasi tenggorokan untuk ambil duri ikan. Yakampun, ikannya hanya 25rb, operasinya bisa habis berapa tuh.

Akhirnya saya browsing2. Ada yang bilang menelan nasi hangat yang dibikin bulet2, jangan dikunyah langsung telen spt minum obat. Ini sudah saya lakukan. Ada lagi yang bilang makan buah pisang sebanyak-banyaknya. Berhubung nyari pisang tidak nemu, saya beli jeruk bali. Ga pakai dikunyah, telen langsung. Teteppp aja duri ga mau ilang. Minum air putih hangat sebanyak-banyak juga tidak membantu. Bahkan sampai muntah-muntahpun, duri tetep santai bersemayam di situ.

Jadi, hari Sabtu saya tersiksa bener. Saya tetep mengajar, tapi selalu cerita ke murid saya supaya mereka tau kalau terkadang saya pakai bahasa tubuh hehehee. Oya, di internet dikatakan, duri itu termasuk organik, jadi lama kelamaan akan hancur oleh air liur kita. Bisa 3 sampai 5 hari. Ya sudahlah.. sayapun pasrah menanti hari pembebasan duri.

Malam harinya, saya tidur pulas tapi bermimpi. Dalam mimpi itu saya bersama dua teman, Frans dan Rita, makan roti tawar yang terbuat dari gandum, saya potong kotak-kotak, maemnya pakai keju. Sim salabim abrakadrabya, keesokan paginya duri itu bener-bener hilang lho. Hore, mimpinya menyelamatkan saya, tidak usah menunggu sampai 3-5 hari.

Kamis, 25 April 2013

Agama

Temen saya kemaren bercerita dengan nada yang penuh kebanggaan dan kemenangan. Ini menurut yang saya rasakan, hehehe.

"Mbak, saya terharu dan seneng sekali, anak saya tiga-tiganya ikut saya". Kata "ikut" di sini menerangkan bahwa 3 anaknya mengikuti agama yang dia anut. Kembali dia bercerita, "Saya kan menikah dengan istri yang berbeda agama, mudah-mudahan nanti istri saya juga bisa ikut dengan saya nanti."

Menurut saya, istrinya adalah seorang yang bersahaja dan penyabar. Dia sudah menyerahkan egonya untuk menjadi ibu rumah tangga. Setiap hari dari terbit matahari sampai terbenamnya, hidupnya adalah untuk anak-anak dan suaminya. Apakah itu tidak cukup? Agamanya tetep harus sama ya?. Haruskah?.

Saya hanya menjawab "ooo". hahaha garing banget ya. Dasarnya saya belum bisa mendiamkan pikiran saya yang langsung menilai. "Memang, kalau agamanya sudah sama lantas kenapa?. Rasanya di situ ada esensi menang kalah dalam ukuran berapa banyak pengikutnya dalam keluarga kecil itu.

Saya nggak peduli seseorang agamanya apa. Kalau cinta ya cinta saja. Kalau dia seorang maling ya tetep saja maling. Agama itu bukan masalah ajaran, tetapi masalah perilaku dan penerapannya terhadap sesama dan semesta ini?. Ini.. menurut saya. Pliz deh, jangan mbahas agama dengan saya. Itu ga perlu diomongin, apalagi diatur bahkan oleh seorang presiden sekalipun. Sekian,, terimakasih.

Dia.. dalam masa lalunya

Dia ..
Masih menyimpan rapi bingkai-bingkai foto masa lalunya.
Masa lalu yang memberi kebahagiaan sekaligus kepedihan baginya.

Dia..
Tak ingin melepaskannya.
Tak rela kehilangannya
Memujanya

Dia ...
Telah mencoba menorehkan kisah dalam album barunya
Tapi Dia ....
Tetap tinggal dalam masa lalunya

Aku..
Tak punya hak atas masa lalunya
Harus punya kesadaran diri untuk itu

Aku...
hanya melihat dia tinggal dalam masa lalunya

Senin, 22 April 2013

Cerita Buddhis

Ini saya copy dari wall-nya Pak Hudoyo Hupudio (pembimbing meditasi saya)

CERITA BUDDHIS

SAHABAT: Suatu hari, Buddha sedang berjalan dari suatu kota ke kota lain dengan beberapa pengikutnya. Ketika mendekati sebuah danau, Buddha berkata kepada seorang pengikutnya: "Saya haus. Tolong, ambilkan saya air dari danau itu."
Pengikutnya itu berjalan menuju danau itu. Ketika mendekat, dilihatnya beberapa orang sedang mencuci pakaian di danau itu, dan baru saja sebuah gerobak yg ditarik 2 ekor sapi melintasi pinggir danau itu. Air sekitarnya menjadi keruh dan berwarna gelap. Pengikut ini berpikir: " Mana mungkin memberi air keruh kepada Buddha sbg air minum?"

Iapun kembali dan menyampaikan ke Buddha:" Airnya sedang keruh. Saya pikir belum bisa diminum." Waktu berlalu, dan setengah jam kemudian Buddha memintanya kembali ke danau utk mengambilkan air minum untuknya. Dengan patuhnya, iapun kembali ke danau. Sekarang air danau sudah menjadi bening kembali. Lumpurnya sudah mengendap dan air di atasnya sudah berubah jernih, siap diminum. Iapun mengisi potnya dengan air itu.

Ketika Buddha melihatnya, ia berkata kepada pengikutnya: "Lihatlah, apa yg kamu lakukan utk membuat air itu jernih? Kamu diamkan, maka lumpurnya perlahan2 turun dengan sendirinya, dan kamu mendapat air yg bersih".

Begitu juga dengan pikiranmu. Kalau sedang tidak tenang ataupun galau, diamkan saja dulu. Beri waktu sesaat, lalu pikiran keruhmu itu akan berubah dengan sendirinya. Tidak usah repot utk mengendapkannya..

HUDOYO HUPUDIO:
<<Begitu juga dengan pikiranmu. Kalau sedang tidak tenang ataupun galau, diamkan saja dulu. Beri waktu sesaat, lalu pikiran keruhmu itu akan berubah dengan sendirinya. Tidak usah repot utk mengendapkannya..>>

Cerita yg bagus. Kesimpulannya: untuk mencapai pembebasan, tidak perlu melakukan apa2, tidak perlu Jalan Mulia Berunsur Delapan. Alih2, sadari saja gerak pikiran & aku ini. SADAR adalah Sila tertinggi; SADAR adalah Samadhi tertinggi; SADAR adalah Pannya tertinggi.

Itulah intisari Bahiya-sutta dan Mulapariyaya-sutta.

Minggu, 21 April 2013

Mimpi yang aneh

IMG-20130127-00171.jpgSaya bangun pk 03.00 wib. Entah karena mulai terbiasa karena dibangunkan di tempat meditasi..entah karena sebuah mimpi.

Mimpinya ceritanya begini. Seperti biasa, saya selalu mengamati awan. Saat itu awan sangat cerah.. saya memandangi awan itu. Tiba-tiba terlihat dari gumpalan awan yang besar itu, keluarlah awan kecil (muncrat).. trus saling melempar ke gumpalan awan putih lainnya. Saya heran sekali. Seharusnya kan awan bergerak pelan sekali. Tiba-tiba satu gumpalan itu mengerluarkan hujan yang sangat deras.Awan lainnya tetap cerah, hanya satu awan, dan itu akhirnya merobohkan satu rumah. Banjir dimana-mana. Banyak pengungsi. Saya lihat mantan staff rumah tangga terlunta-lunta di sebuah barak. Tak berapa lama kemudian, barak itupun tergenang oleh banjir, dan beratus-ratus manusia entah kemana.

Saya kembali mendongak ke atas awan. Gumpalan awan putih bertambah besar dan yang keluar (muncrat) itu makin cepat juga. Akibatnya hujan yang keluar dari awan yang sangat besar inipun sangat - sangat deras. Kalau awan sebelumnya merobohkan satu rumah. Awan ini membuat jempatan layang runtuh dan jalanan beraspal berlubang sangatttttt besar. Suasana kota itu lengang, mencekam, tetapi saya hanya bisa melihat itu semua dari tempat saya yang aman tentunya. Sendiri. Herannya saya kok malah  makan nasi dengan lauk daging sapi dan ikan tongkol yang pedes.Hahhaa ga sopan bener mimpinya.

Tapi kemudian setelah selesai semuanya, saya menangis, lalu temen saya, si Bernada Rurit datang dan memeluk saya, sehingga terbukalah mata saya. Lanjut meditasi.

Retret Meditasi

Minggu-minggu terakhir saya menyadari banyak konflik dalam batin saya. Saya membutuhkan keseimbangan yang biasanya pelariannya adalah sebuah Retret Meditasi. Saya menelpon panitianya, untung saja masih tersisa satu tempat kosong dan itu untuk saya. Retret berlangsung  hari Jumat s.d Minggu.

Cisarua-20130420-00399.jpg
View dari kamar saya
Perjalanan ke Cisarua itu sendiri sudah bagian dalam meditasi. Saya menikmati ehh menyadari setiap detail perjalanannya. Dari rumah saya menggunakan taksi menuju terminal kampung rambutan. Kami berangkat bertiga. Setelah turun di kampung rambutan, kami menunggu bus jurusan Cisarua, turun di Hotel Safari kemudian naik ojek sampai di lokasi.

Begitu kaki menginjak di lokasi itu, pandangan saya langsung tertuju pada pegunungan yang berlatar belakang awan. Indahhhhhh sekali.

Hari pertama meditasi lanjut diskusi dimulai pk. 19.00 s.d 22.00. Gila bener.. pikiran saya tidak bisa diam. Saya coba mendiamkannya, tetapi semakin saya berusaha, pikiran ini semakin seperti monyet yg berlompatan dengan sangat cepat. Batin saya kacau saudara-saudara. Setelah selesai hari pertama itu, saya langsung tidur pulassss.

Hari kedua dibangunkan pk 03.00. Kami meditasi individi lanjut meditasi bersama pk. 05.00. Ini dia, pikiran saya masih saja kacau. Pk. 07.00 peserta lain sarapan, saya melarikan diri ke kamar. Untuk urusan makan, saya bekal sendiri. Bekal saya pisang, pir, apel dan jeruk bali (ini beli di bis jurusan Cirasua. hehehe ).

Luar biasa, setiap saya meditasi, muncul emosi saya terhadap seseorang. Lama saya terseret, kemudian tersadar hanya beberapa detik. Muncul pikiran lain yaitu urusan masak-memasak, nanti saya pengen resign, lalu saya membayangkan menyiapkan bekal anak-anak sekolah, mengantar ke sekolah, lalu jam 9 saya yoga, kemudian jemput adik pulang sekolah, jam 13.00 jemput kaka pulang dll, dll. Berantakan sekali batin saya ini.

Dalam meditasi duduk saya, mata saya terbuka.. ternyata ada Ine Febrianti juga. Emm pikirsan saya bekerja , menilai. Anak ini memang cantik. Kepercayaan diri dan kemandiriannya semakin menegaskan gurat-gurat kecantikan di wajahnya. Cuantikkkk banget. Yaelah.. tuh kan.. pikiran ini selalu bekerja. Banyak sekali keinginan/pikiran. Saya (batin/pikiran) terussssss berlari dan berlari entah mengejar apa.

Saya akhirnya lelah luar biasa...  Saya tidak merasakan keheningan yang saya inginkan.. Akhirnya pk 13.00 wib, saya tidur. ... bangun pk. 16.00, mandi, kemudian saya meditasi berjalan. Sama saja, walaupun sudah di tempat yang hening, batin sayapun tidak hening.

Hari kedua terlewat begitu saja. Hari ketiga, saya lebih agak tenang. Saya menyadari memang ini semua karena saya terlalu membiarkan pikiran saya berkelana dan berlari. Saya tidak rutin berlatih olah kesadaran ini. Baru saja mau mulai tenang, saya sudah harus pulang dan kembali di rutinitas sehari-hari. Mudah-mudahan, akhir th ini saya bisa mengikuti meditasi 10 hari.

Minggu, 14 April 2013

Gufi berganti CherryLove

Saya memanggil anak bungsu dengan sebutan baby. Rasanya baru kemaren dia bayi, sekarang sudah 5 tahun dan saya selalu kangen masa bayinya anak-anak.

Nah, si baby ini punya ajimat. Sebuah guling. Guling ini memang menemaninya sejak bayi. Baby memberi nama guling ini dengan sebutan si Gufi. Tentunya Gufi ini sudah lembek karena sudah 5 tahun,  bau ompol,  ketumpahan susu, dan berlubang di sana-sini. Saya menambalnya dengan kain warna-warni yang saya bentuk dengan bentuk kotak, oval dan hati. Kebayang tidak bentuknya seperti apa?Dekil dan bau. ehhee..Tapi Baby suka sekali menciuminya. Tugas Gufi ini adalah menemaninya saat tidur. Tangan kanan membawa dot, tangan kiri mengelus-elus Gufi sampai akhirnya dia tertidur pulas.

Saya berulang-ulang membujuknya untuk meninggalkan Gufi. Pernah saya membelikan guling yang baru. Gufi tidak langsung saya buang. Tapi saya simpan. Malam itu dia tidak bisa tidur, resah luar biasa, Akhirnya sayapun tidak bisa tidur juga. Tengah malam Gufi saya ambil, dalam hitungan detik Baby langsung tertidur pulas.

Oiya, mainan kesukaan Baby adalah boneka beruang. Ada satu, dinamai Keberat, ini juga sudah berumur 5 tahun. Kalau Keberat ini suka menemaninya bermain dan diajak pergi ke mall, gereja, ke rumah saudara, walau cuma ditinggal di mobil. Baby juga cinta sama Keberat ini.

Nah, minggu lalu kami pergi ke sebuah mall. Saya membeli sebuah boneka teddy bear, ceritanya untuk kado anak temen saya. Sampai di rumah, Baby memohon-mohon untuk memilikinya. Saya bilang, "kan sudah ada Keberat".. katanya,. "ya udah,, aku pinjam saja ya Bu". Saya membolehkannya, dia memegang dan memeluknya.

Sayapun bertanya, Baby mau boneka ini?.. "mau", katanya.  "Tapi, ditukar sama si Gufi ya?", kata saya.. Awalnya dia berat.. tapi deal juga. Gufi saya simpan, dia tidur dengan teddy bear baru yang  diberi nama Cherrylove.

Besoknya saya kerja seperti biasa. Rupanya saat dia tidur siang, Gufi diambil dari persembunyiannya. "Lho, kok Gufi diambil? Katanya sudah ditukar dengan Cherylove", kata saya. Dia menjawab.. itu kan kalau tidur malam Ibu,.. Aku bisa tidur karena dipeluk Ibu,, kalau siang aku tidak bisa tidur tanpa Gufi. Hayo, Ibu mau anaknya engga tidur siang?"

Haduh,, kalah deh saya. bertahap lah.. mudah2an, nanti siang hari juga tanpa Gufi.





Selasa, 02 April 2013

03.30 - 05.00 wib

Mata terbuka pukul 03.30 wib. Duduk, terdiam sebentar, hening, gelap. Berdiri, menanggalkan daster, ganti kostum, leging dan kaos tanpa lengan. Beranjak perlahan mendekati pintu, menarik daun pintu perlahan, keluar, menutup pintu lagi, pelan walaupun masih ada suara kecil terdengar. Suara cicak dari dinding ruang tamu menyapa. Ambil gelas, menuangkan air. Suara air memecahkan pagi yang hening, mendekatkan gelas di ujung bibir, menenggaknya, air mengalir melalui tenggorokan, dingin, menyebar ke seluruh raga.

Raga berjalan pelan dalam keremangan menuju sudut ruangan. Terpaksa menyalakan lampu, membuka matras, menggelar, mematikan lampu lagi. Duduk bersila, diam, mengatur nafas, terdengar suara burung, hembusan nafas hangat. Menundukkan kepala mendekati dada, bergeser ke bahu kiri, bahu kanan. Urdha hastasana. berdiri tegak menarik tangan ke atas, Uttanasana, masih dengan mata terpejam. Adho mukha svanasana, anjaneyasana, cat & cow pose ( konon posisi ini untuk melegakan/meminimalkan emosi), bhujangasana/cobra pose , dhanuvasana/bow pose. Punggung belakang mulai basah, rambut mulai basah, air mengalir dari ujung kening, begitu pula dari sudut mata. Mata masih tertutup, suara cicak dan burung bersahutan.

Child's pose, diam, detak jantung mulai sedikit lebih cepat, nafas berat. Lelah, savasana. Membiarkan seluruh panca indra terbuka. Suara lebih kompleks, alarm berbunyi, Mengatur nafas, detak jantung dan nafas mulai teratur  Masih dalam posisi savasana, suara dari masjid terdengar, "bangunnnnnnnn mari sholat berjamaah daripada tidur". Deru motor mulai terdengar satu, dua. Pintu kamar depan dibuka, dapur mulai berisik.

Merapikan matras, keluar, melihat jarum jam, pkl. 05.00 wib.