Selasa, 27 Agustus 2013

Mengintip blog

Melongok blog seorang teman....http://hiralalitya.blogspot.com,... duh.. serunya. Being singgle, young and happy. Begitulah seharusnya anak muda. Explore many things. 

Saya senyum-senyum sendiri membacanya. Rasanya perlu sekali-kali ikut wisata alam bersamanya. Menikmati semesta yang sudah memberikan segala-galanya untuk mahkluk hidup yang bernaung di dalamnya. Wujud syukur atas penyelenggaraannya, menikmati setiap momen indah semesta ini. 

Woya, ternyata, orang-orang di sekeliling saya hobi nge-blog. Fakta ini lho. Sahabat saya yang berulang kali nyemplungin saya di dunia web sampai membuatkan saya account multiply, yaitu http://www. kopimorning.blogspot.com. Kemudian yang meracuni saya untuk rajin menulis adalah http://www.tjapoenk.blogspot.com. Awalnya bingung membuat blog itu bagaimana, maka http://www.indahnyahariku.blogspot.com ini yang membuatkan blog episode diri. Ada jg jenis anak muda yg hepi http://www.alwayswinz.com dan sosok wanita mature yang cerdas dan mandiri http://www.retnowulan.net

hehehehhehehe. Emm.. ada sih satu orang yg batal nge-blog. Sudah memulai dengan membuat e-mail account, tp karena sebuah perkara, maka batal itu niatnya. Mudah-mudahan temen saya yang satu ini segera nge-blog juga.

Getting fourty

Baru saja melihat kalender. Ternyata, umur menjelang kepala 4. What have I done so far? Rasanya apa yang saya lakukan, so so saja. Terkadang malah terkungkung dalam pikiran dan rasa yang sama. Masih saja mengikuti emosi untuk alasan yang sama, meneteskan air mata untuk alasan yang sama. Stag di tempat yang sama.

Mengkhayalkan, memimpikan, mengharapkan sesuatu yang sama, berulang-ulang. Heran sendiri saya, hampir kepala 4, tapi kelakuan jauh dari bijaksana. Selalu melibatkan emosi dalam setiap apa yang didengar, dalam setiap apa yang dilihat, dalam setiap apa yang terkenang. Lupa, bahwa hidup ini seperti air sungai yang mengalir.




Kamis, 22 Agustus 2013

Quote of the day

Orang sering keterlaluan,  tidak logis,
dan hanya mementingkan diri;
bagaimanapun, maafkanlan mereka.

Bila engkau sukses, engkau akan mendapat beberapa teman palsu, dan beberapa sahabat sejati; bagaimanapun, jadilah sukses.

Bila engkau jujur dan terbuka,
mungkin saja orang lain akan menipumu;
bagaimanapun jujur dan terbukalah.

Apa yang engkau bangun selama bertahun-tahun mungkin saja dihancurkan orang lain hanya dalam semalam; bagaimanapun bangunlah.

Kebaikan yang engkau lakukan hari ini
Mungkin saja besok sudah dilupakan orang; Bagaimanapun, berbuat baiklah.

Bagaimanapun, berikan yang terbaik dari dirimu.
Engkau lihat,
akhirnya ini adalah urusan antara engkau dan Tuhanmu; Bagaimanapun ini bukan urusan antara engkau dan mereka.

(Bunda Teresa)


*Let it flows,... let the universe do the rest

Minggu, 04 Agustus 2013

Kesepian

Kesepian. Walau di tengah keramaian, saya merasa kesepian. Tapi justru di saat rasa ini datang, inilah saatnya untuk menyadari dan mengamati rasa itu. Walau terkadang, saya gagal melakukannya dan menyerah.

Rasa sepi ini melahirkan sebuah pernyataan batin untuk bertindak. Untuk meletakkan semua permasalahan sebaik-baiknya. Untuk melepaskan semua yang bukan seharusnya saya miliki. Untuk meredam semua keinginan demi kebahagiaan. Kebahagiaan yang juga adalah penderitaan.

Sebab di dunia ini tidak ada yang kekal. Segala yang hidup akan mati. Rasa memiliki akan berganti kehilangan. Kebahagiaan berganti kesedihan.

Bisakah batin ini bebas dari marah, sedih, napsu, cinta, rindu, benci, dendam yang tak berkesudahan?

Kamis, 01 Agustus 2013

Seharusnya

Seharusnya, jika tidak ada perubahan, bulan ini dia sudah kerja di rumah.
Seharusnya, tiap pagi dia bisa mengantar anak-anak ke sekolah
Seharusnya, setiap hari dia bisa mengajar
Seharusnya, setiap hari dia bisa nemenin anak-anak belajar
Seharusnya, dia bergantung pada apa dan siapa?

Bukankah keputusan itu seharusnya ada di tangannya?


Sebuah Gambaran

4.00 wib. Duduk diam. Teorinya adalah duduk diam dengan batin yang hening. Yang terjadi, batin saya penuh gejolak, semrawut. Saya sadar bahwa saya malas melatih kesadaran diri. Banyak bolongnya. Saya terlena dengan pikiran. Saya memanjakan dan membiarkan pikiran ini berkelana, mengembara. Memupuk pikiran dengan keinginan2 yang entah dapat terpenuhi entah tidak, toh kita tidak akan tahu apa yang akan terjadi kelak. Pikiran tentang 'seandainya....",.. "seharusnya,.....", "jika aku.........","suatu saat nanti......." Mengkhayalkan seolah-olah keinginan itu sudah terwujud, sudah saya miliki. Kemudian saya bahagia. Padahal bahagia itu sementara, sebab semuanya adalah buah pikiran saya sendiri. Saya dalangnya.

Entah sampai kapan pikiran-pikiran, keinginan-keinginan ini terus berkarya. Jika saya mati, masih adakah keinginan itu? Saya lalu membayangkan tentang kehidupan setelah kematian. Kehidupan itu ada, tapi bentuknya bukanlah suatu tempat yang dinamakan surga dan neraka. Di situ juga sudah tidak ada lagi yang namanya agama. Kehidupan itu tetap berada dalam semesta ini. Mereka hanya hidup dengan batinnya. Raganya sudah tidak berfungsi. Sehingga tidak nampak oleh mata manusia. Toh, semesta ini dihuni oleh sekian milliar anggota Bima Sakti. Dalam setiap gugusan bintangnya, pasti ada kehidupan yang tidak bisa kita lihat dengan mata.

Bayangan saya surga itu adalah batin yang sudah bebas. Bebas dari segala kemekelatan sehingga sudah tidak penasaran. Nah, neraka, yang diibarakan sebagai penderitaan itu adalah batin yang belum terbebas dari kemekelatan. Kemelekatan akan seseorang, akan harta, akan keinginan lain. Masih terus mencari, sehingga mungkin akhirnya ber-reinkarnasi untuk melanjutkan pencariannya.

Alarm berbunyi. Berarti sudah pukul 05.00 wib. Saatnya saya melanjutkan kehidupan ini, dengan sadar. Mudah-mudahan :)