Kamis, 28 November 2013

Jika harus berkata "ya"

Terlalu banyak bisikan orang lain yang masuk dengan semangat mereka yang seolah-olah hendak "membantu", "menyelamatkan" dan sebagainya.

Yang nyata bahwa manusia itu sendiri, bertanggung jawab atas dirinya sendiri. Kepada sesama, kepada semesta. Kita yang merentas, kita yang menempuh, kita yang merajut, kita juga yang menggenapi. Bahwa jika ia adalah orangtua, maka ia berkewajiban untuk mencukupi kebutuhan keluarga. Ini tidak dapat dipungkiri. Namun, kehidupan yang sederhana, bersahaja, sewajarnya dan apa adanya dapat ditanamkan kepada mereka. Orang lain boleh berbicara, tapi kita sendiri yang menentukan. Ibarat sebuah lagu dengan syairnya, dalam kehidupan ini kita sendiri yang membuat syairnya, bukan orang lain, bukan pula suratan takdir.

"Ya" sudah diputuskan dan tidak akan pernah berubah kembali. Entah ditentang oleh siapapun bahkan oleh orang terdekat sekalipun.

Kamis, 21 November 2013

DORAEMON

Tiba-tiba teringat lagunya si Doraemon,

Aku ingin begini
aku ingin begitu
ingin ini itu banyak sekali
semua semua semua
dapat dikabulkan
dapat dikabulkan dengan kantong ajaib
aku ingin terbang bebas
di angkasa
hei.. baling baling bambu
la..la..la
aku sayang sekali.. Doraemon
                                                                     la..la..la
                                                                     aku sayang sekali.....


Andai benar bahwa semua keinginan dapat mudah terkabulkan.. hihihihi.. Jadi kalau punya keinginan, berusaha, terus tercapai.. ya sadar... kalaupun tidak tercapai ya sadar... emang hidup ini film kartun?

Selasa, 19 November 2013

Mohon maaf

atas keputusanku untuk berpasrah pada semesta, 
atas keputusanku untuk menyudahi pencarian, 
atas keputusanku untuk berhenti,,,,

mohon maaf, jika ada yang terluka
mohon maaf, jika ada yang bingung
mohon maaf, jika ada yang kepikiran
mohon maaf, jika menjadi beban

saya hanya mau hidup apa adanya saja
semesta sudah mengatur semuanya
yang dibutuhkan hanya "percaya"


Jumat, 15 November 2013

Mati Tanpa Membantah

MATI TANPA MEMBANTAH

Tahukah Anda apa artinya kontak dengan kematian, apa artinya mati tanpa membantah? 

Oleh karena maut, bila ia datang, tidak akan berdebat dengan Anda. Untuk dapat menemuinya, Anda harus mati setiap hari terhadap segala sesuatu: terhadap penderitaan Anda, terhadap kesepian Anda, terhadap hubungan-hubungan yang Anda lekati; Anda harus mati terhadap pikiran Anda, mati terhadap kebiasaan Anda, mati terhadap istri Anda sehingga Anda bisa memandang istri Anda secara baru; Anda harus mati terhadap masyarakat Anda, sehingga sebagai manusia Anda menjadi baru, segar, muda, dan Anda dapat memandangnya. 

Tetapi Anda tidak dapat menemui kematian bila Anda tidak mati setiap hari. Hanya apabila Anda mati terdapat cinta. Suatu batin yang ketakutan tidak punya cinta - ia punya kebiasaan, ia punya simpati, ia dapat memaksakan dirinya menjadi ramah dan penuh perhatian secara dangkal. Tetapi ketakutan menghasilkan kesedihan, dan kesedihan adalah waktu sebagai pikiran.

Maka untuk mengakhiri kesedihan berarti kontak dengan kematian selagi hidup, dengan mati terhadap nama Anda, terhadap rumah Anda, terhadap tanah Anda, terhadap perjuangan Anda, sehingga Anda menjadi segar, muda, jernih, dan Anda dapat memandang berbagai hal sebagaimana adanya tanpa suatu distorsi. Itulah yang akan terjadi bila Anda meninggal.

Tetapi kematian kita terhadap tubuh jasmani ini terbatas. Kita tahu jelas secara logis, secara waras, bahwa jasmani ini pasti akan berakhir. Maka kita menciptakan kehidupan kita selama ini yang berupa kesakitan setiap hari, ketidakpekaan setiap hari, berbagai masalah yang terus meningkat, beserta kebodohannya; kehidupan yang kita kenal seperti itulah yang ingin kita bawa terus, yang kita namakan ”roh” - yang kita katakan sebagai sesuatu yang paling suci, bagian dari keilahian, tetapi itu masih tetap bagian dari pikiran Anda dan oleh karena itu tidak ada kaitannya dengan keilahian. Itulah hidup Anda!

Jadi, kita harus hidup setiap hari dengan mati - oleh karena dengan mati Anda kontak dengan kehidupan.

Jiddu Krishnamurti
Buku Kehidupan: Mati
15 November


dari: https://www.facebook.com/hudoyo?fref=ts

Kamis, 07 November 2013

Berhenti

Dia sudah berhenti
Berhenti mencari sesuatu yang membuat dirinya bahagia,
berhenti mencari hal yang lebih sempurna dari yang dia punya,
berhenti mencari kelebihan untuk menutupi kekurangannya,
berhenti mengkhayalkan sesuatu yang membuatnya nyaman,
berhenti memikirkan masa depan dan masa lalu
berhenti berlari mengejar impian
dan berhenti mengeluh

mulai sekarang
dia mengikuti kehendak semesta
hidup apa adanya saja
dengan segala kekurangan dan kelebihan yang dia punya

sebab semuanya adalah fana


Revolusi Batin

KESUCIAN MEMBERSIHKAN BATIN

"Sesungguhnya Anda harus mati terhadap segala sesuatu yang Anda ketahui - terhadap ingatan Anda, kesengsaraan Anda, kenikmatan Anda. Dan, bila tiada lagi kecemburuan, tiada iri hati, tiada keserakahan, tiada siksaan keputusasaan, maka Anda akan mengenal apa itu cinta, dan Anda akan menemukan apa yang dapat disebut suci; dengan demikian, kesucian adalah esensi dari agama.

Anda tahu, sebuah sungai besar dapat tercemar sementara ia mengalir melalui sebuah kota; tetapi, jika pencemaran itu tidak terlalu besar, sungai itu membersihkan dirinya sementara ia terus mengalir, dan dalam beberapa mil ia akan menjadi bersih, segar dan murni kembali.

Demikian pula, ketika batin menemukan kesucian ini, maka setiap tindakan adalah tindakan pembersihan; melalui gerakan itu sendiri batin membuat dirinya polos, dan dengan demikian ia tidak menimbun.

Batin yang telah menemukan kesucian ini berada dalam revolusi terus-menerus - bukan revolusi ekonomi atau sosial, melainkan sebuah revolusi batiniah, yang melalui itu ia terus-menerus memurnikan dirinya sendiri. Tindakannya tidak didasarkan pada suatu ide atau rumus tertentu.

Seperti sungai itu, dengan volume air yang amat banyak di belakangnya, membersihkan diri selagi ia mengalir, demikian pula batin membersihkan diri sekali ia telah menemukan kesucian religius ini."

~ J Krishnamurti - 10th Talk in Saanen, 1965


Foto: “You actually have to die to everything you know - to your memories, to your miseries, to your pleasures. And, when there is no jealousy, no envy, no greed, no torture of despair, then you will know what love is and you will come upon that which may be called sacred; therefore, sacredness is the essence of religion. 

You know, a great river may become polluted as it flows past a town, but if the pollution isn't too great, the river cleanses itself as it goes along and within a few miles it is again clean, fresh, pure. 

Similarly, when once the mind comes upon this sacredness, then every act is a cleansing act; through its very movement the mind is making itself innocent and, therefore, it is not accumulating. 

A mind that has discovered this sacredness is in constant revolution - not economic or social revolution, but an inner revolution through which it is endlessly purifying itself. Its action is not based on some idea or formula. 

As the river, with a tremendous volume of water behind it, cleanses itself as it flows, so does the mind cleanse itself when once it has come upon this religious sacredness.”


sumber:
https://www.facebook.com/hudoyo?fref=ts