Minggu, 26 Mei 2013

Daddy

71 tahun usia Daddy sekarang. Sudah "sepuh', tapi semangatnya masih luar biasa. Masih suka "prihatin" (terjemahan dalam Bahasa Indonesianya belum nemu :D). 

Mengingat masa kecil saya dulu. Meski bukan keluarga berkecukupan, tetapi Daddy selalu memberikan keyakinan kepada Mama bahwa kita pasti mampu. Contohnya, setiap mau membayar uang sekolah, pasti ada aja rejeki yang datang tiba-tiba, memberi pekerjaan sampingan utk Daddy. Jadi kami ber5 tidak pernah telat membayar sekolah. Urusan sekolah nomor satu untuk keluarga kami. Ga bisa sarapanpun yang penting sekolah hhehehee. Urusan tanggung jawab dan disiplin Daddy jagonya. Sebagai anak laki-laki tertua, Daddy menanggung sekolah adik-adiknya, termasuk untuk makan kami semua. Simbah kakung dan putri, serta bude kami yang invalid, tinggal bersama kami. Hebat sekali Daddy. Saya baru sadar sekarang, kalau Daddy dulu sering marah-marah, ya mungkin karena stress oleh keadaan kadangkala hehehehehee. Manusiawilah.

Untuk urusan kejujuran, dari kecil saya ditanamkan pengertian, untuk tidak mengambil uang/benda yang bukan hak kita. Bahkan menemukan uang di jalanpun, jangan sekali-kali diambil. Karena orang yang kehilangan itu akan mencari. Nah, jika kita mengambilnya, suatu saat kita akan membayar lebih dari yang kita ambil. 

Oya,, dari 5 bersaudara, saya paling kecil, jadi paling jarang dimarahin Daddy. Malah paling dimanja mungkin ya. Daddy mengajari saya Bahasa Inggris sejak kecil (kelas 3 SD). Tapi saatnya ulangan, badan saya kok anget, mungkin karena takut kalau salah.hahahha . Daddy kalau membuat pertanyaan nyecer dan nyambung terus. Jadi sekali salah, makin salah kelanjutannya. 

Disamping seorang guru bahasa Inggris,( SMA N 1 Wonosari, Universitas Kristen Imanuel-Yogya, IKIP Sanata Dharma-Yogya, Universitas Gajah Mada-Yogya), Daddy juga seorang Pelukis, Penulis (cerita anak dan drama radio di Sanggar Prathivi, Jakarta) dan seorang Dalang. Semuanya otodidak di dunia seninya. Dari budaya wayang, kita belajar ilmu kehidupan. Dan beruntung sekali, saya mendengarkan dongeng wayang dari mulut Daddy sendiri. Setiap hari, selesai belajar, kami duduk berdua. Mulai dari cerita sebuah kecubung, Sugriwo Subali, Rama Sinta dan seterusnya, cerita wayang ini menjadi cerita bersambung setiap hari. Kebajikan, kejujuran dan sifat satria saya dapatkan dari dongeng ini.

Selesai bercerita, saya tidur.Daddy memutar musik klasik pengantar tidur saya. Saat itu saya membayangkan berada di tengah-tengah orkestra itu, memainkan satu alat musiknya. Mungkin karena ini pula saya akhirnya terjun ke dunia musik. 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar