Tiket bus Transnasional |
Tiba di Melaka, kami langsung jatuh cinta. Kota tua ini bersih dan tenang. Cocok untuk seusia kami ini barangkali hehehee. Kami menginap di Best Western Hotel. Konon di Melaka makanan khasnya adalah asam pedas. Sorenya kamipun langsung menyantap asam pedas yang memang manstab pwol... Pedes pedes pedes pedes
Melaka River |
Pemandangan sungai Melaka dari lt 7 Best Western Hotel |
Yah, dimana-mana lampuuuuuuu. Pohon pun disorot lampu. Sepanjang sungai ini ada perkampungan dengan rumah aslinya. Kampung ini disebut Kampung Morten. Katanya bangunan ini tidak menggunakan paku-paku namun menggunakan pasak/kayu saja untuk menyambung tiap bagiannya.
Keesokan harinya kami menuju Telok Mas yaitu tempat tinggal salah satu saudara temen saya ini. Dari familinya ini, saya baru tau kenapa Melaka senang sekali dengan lampu. Bahkan kuburan juga dikasih lampu terang benderang. Alasannya adalah supaya masyarakat tidak takut pergi malam-malam. Heheheh sederhana sekali ya, tapi kelihatan kalo pemerintah ingin mengayomi warganya. Semua lampu dibayar negara.
TBS yang keren hehehhee |
Kami diantar ke Masjid terapung. Walaupun tidak boleh masuk karena dua diantara kita memakai celana pendek dan kaos tipis yang ketat hehehee.. namun kami cukup puas bisa foto2 di sebelah bangunan tersebut. Selanjutnya kami ke Famosa dan sekelilingnya. Puas mengililingi Melaka, kami menuju TBS ( Terminal Bersepadu Selatan) di KL.
Suasana di dalam TBS |
Di Kl, kami menginap di Hotel Ibis. Bajindul tenan, saya dapat kamar paling atas.. lantai 12, sementara teman saya di lantai 11. Jadi kalau malam tidak hijrah antar kamar dan ngobrol sampai larut malam karena beda lantai, agak merinding juga jalan menuju lantai 12 nya. Sesampainya di kamar sih terasa nyaman walau sendirian.hikshiks.. :D (lebei... )
Bersambung saja ya.. ceritanya banyak, soalnya 4 hari 3 malam di KL. hehehee.. CU
Tidak ada komentar:
Posting Komentar