Pulangnya nih. Kopaja 608 tujuan Stasiun Karet lama sekali datangnya. Dalam hati saya sudah yakin bahwa kopaja ini pasti akan berjubel. Dan bener deh, berhubung segera pengen pulang, maka saya paksakan naik. Berdiri deh di pintu, hehehe.. keren kan.. Karena sudah agak telat si kopaja ini, saya pun ketinggalan kereta feeder jurusan Manggarai. Dapetnya kereta tujuan Bogor yang penuhhh. Tetep naik juga saya.
Sampai di manggarai, kereta feeder jurusan Bekasi belum datang. Kereta yg dari Stasiun Kota juga masih di Kota. Sambil menunggu kereta, saya dengan beberapa teman duduk2 , ngobrol. Sampai kapan begini terus ya mbak, katanya. Capek saya. Saya mengiyakan, karena memang sudah berasa capek di setengah perjalanan itu. Temen saya yang satunya lagi, asyik makan bekelnya. Katanya tiap hari pasti bekel kue, karena laper hehehehe.
Saya jadi mengkhayal, jika kita mau terus bekerja sampai usia pensiun, berarti masih akan terus begini sampai 21 th mendatang. Itu karena tidak ada pilihan lain untuk transportasinya.
Akhirnya kereta feeder saya datang. Saya sudah pasrah dengan situasinya. Penumpang saling dorong mendorong agar mendapat kursi. Wajar sih, karena semuanya capek, jadi pengen duduk nyaman. Tapi saya tidak ikut berebut, berhubung saya termasuk mungil dan keretanya tinggi, saya mundur aja daripada terdorong. Kereta padatttttt sekali, saya berdiri, menyilangkan kedua tangan saya ke dada. Diam dan merem (to bukan tidur ya). Pasti ga akan jatuh, karena samping kiri kanan depan belakang penuh orang dan saling berdempetan. hehehehehe
Dengan kondisi kereta yang berjubel sangat, kokya jalannya lelet seperti siput. Masih brenti-brenti ditahan karena gangguan signal. Saya mengeluh dalam hati. Asli, saya mengumpat. Lama-lama, saya merasa sesek napas. Mungkin karena kurang oksigen, walau kereta itu ber-AC. Rasanya seperti mau pingsan. :D.
itulah sebabnya aku berpikir ulang. sanggup nggak ya kalau rumahnya jauh. aku sdng berpikir apartemen atau rumah? bingungggggg
BalasHapushehehehee... tentukan pilihan kawan..
Hapus