Senin, 29 Juli 2013

Keputusan Sekar

Sekar kembali dihadapkan pada keputusan resign atau tidak. Suami memaksa untuk resign. Menurutnya, istri itu ya di rumah. Pakai daster. Pekerjaannya adalah mengurus anak-anak dan suami. Sebagai wanita dengan pendidikan S2, cantik pula, Sekar butuh untuk mengaktualisasikan dirinya. Celotehan-celotehan suaminya terkadang membuat kata hatinya berontak. " wah besok kalau mama sudah resign, tiap aku mau berangkat kerja, sepatu ini pasti sudah dilap, sudah disiapin juga kaos kakinya." Apakah sekedar mengelap sepatu adalah tugas wajib seorang istri? Apakah itu bentuk suatu kesetiaan?

Sekar juga butuh bersosialisasi. Suami kembali mengkayalkan istri idaman menurut gambarannya. Celotehan lainnya seperti, "Mama, nanti kalau udah resign, ndak perlu ada internet, mama ndak perlu pakai tab, bb. Pengeluaran lebih irit". Huh, pemenjaraan secara halus, Sekar membantah dalam hati. Namun, Sekar memilih diam.

Mengurus anak-anak, apakah murni tugas seorang istri? Menemani bermain, sekedar mendengarkan cerita anak-anak. Membantu mengerjakan PR? Anak ya anaknya berdua, wong situ jg bapaknya kok, dalam hati Sekar bergumam.

Terkadang suaminya juga mengeluhkan kebutuhan hidup yang makin naik, sementara penghasilan tetap saja. Keluhan hanya sebatas keluhan tanpa solusi apapun. Sebagai laki-laki dia terlalu pasrah dengan kehidupan ini. Terlalu apatis. Sekar memutar otak demi mencukupkan kebutuhan hidup. Berbekal S2 di bidang public relation, Sekar mengajar di sebuah lembaga pendidikan sepulang dia bekerja kantoran dan juga di hari Sabtu.

Terkadang dia merasa tidak fair atas peran ini. Tugas suami hanya mencari uang saja. Itupun setengah penghasilan Sekar. Titik. Jika kurang, itu urusan Sekar, tugas istri untuk mencukupkannya. Suami tutup mata untuk urusan lainnya. Namun demi untuk bisa mengaktualisasikan diri, Sekar berusaha menjalankan peran-peran itu sebaik mungkin, tanpa mengeluh. Dia harus bisa melakukannya.

Dulu RA Kartini berontak atas ketidak-adilan, menjunjung keseteraan gender, tapi akhirnya menyerah. Rela menjadi istri kedua dan itupun dijodohkan. Sekar adalah RA Kartini jaman modern ini.  Seorang ibu akan melakukan apapun, termasuk mengesampingkan kebahagiaannya sendiri, demi anak-anaknya. Yah, Sekar tetap menjadi istri suaminya, walau entah dimana rasa cinta kepada suaminya sekarang. Yang penting, anak-anak masih mempunyai ayah dan ibu komplit.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar