Senin, 10 Maret 2014

Hadapi Fakta dan Lihat Apa Yang Terjadi


Kita semua pernah mengalami rasa kesepian hebat, ketika buku-buku, agama, dan segala sesuatu lenyap dan kita merasa kesepian, hampa secara hebat di dalam batin. Kebanyakan dari kita tidak mampu menghadapi kehampaan itu, kesepian itu, dan kita melarikan diri darinya. 

Kita lari kepada ketergantungan, bergantung pada sesuatu, oleh karena kita tidak berani berdiri sendirian. Kita memerlukan radio, televisi, buku, ngobrol, bergunjing ini-itu tanpa henti, tentang seni dan budaya. Jadi, kita sampai pada titik yang di situ kita tahu ada rasa isolasi-diri yang luar biasa ini. 

Kita mungkin punya pekerjaan yang sangat baik, bekerja dengan keras, menulis buku, tetapi di dalam batin terdapat kevakuman yang hebat. Kita ingin mengisinya, dan ketergantungan adalah salah satu jalannya. 

Kita memanfaatkan ketergantungan, hiburan, kegiatan tempat ibadah, agama, minuman keras, perempuan, dan selusin hal lagi untuk mengisinya, menutupinya. Jika kita melihat bahwa adalah sia-sia untuk mencoba menutupinya, sama sekali sia-sia --bukan secara verbal, bukan dengan keyakinan, dan dengan demikian dengan kesepakatan dan tekad-- tetapi jika kita melihat absurditas total dari hal itu ... maka kita berhadapan dengan suatu fakta. 

Soalnya bukan bagaimana membebaskan diri dari ketergantungan; itu bukan fakta; itu hanya reaksi terhadap fakta. ... Mengapa saya tidak menghadapi fakta itu dan melihat apa yang terjadi?

Sekarang masalahnya adalah si pengamat dan yang diamati. Si pengamat berkata, “Saya hampa; saya tidak suka itu,” dan lari darinya. Si pengamat berkata, “Saya lain dari kehampaan.” 

Tetapi si pengamat adalah kehampaan itu; bukan kehampaan yang dilihat oleh si pengamat. Si pengamat adalah yang diamati. Terdapat revolusi hebat di dalam berpikir, di dalam merasa, apabila itu terjadi.

J Krishnamurti
Buku Kehidupan: Kelekatan
10 Maret


*Diambil dari wallnya Pak Hudoyo Hupudio, https://www.facebook.com/hudoyo

Tidak ada komentar:

Posting Komentar