Enggak enak badan mbak? Saya cuma jawab, iya mas :D.
Ada teman yang bilang, kalau saya darah rendah. Sebenarnya saya tidak pusing. Saya juga malas jalan ke poliklinik kantor untuk sekedar tensi darah. Jauh dan panas hehehheee. Hari itu saya melihat jam dinding bergerak sangat lamban. Yang saya bayangkan adalah sebuah tempat tidur. Ingin rasanya segera merebahkan badan ini.
Seperti biasa, jalanan Jakarta macet. Namanya lewat tol, tetap saja macet. Bayangan tempat tidur makin tipis-tipis deh. Kudu sadar menghadapi keruwetan jalan.
Sesampainya di rumah, ada telp dari orangtua calon murid. Tadinya saya masih slow menghadapi telp nya yang dengan nada tinggi dan cukup cerewet itu. Setelah saya mengulang penjelasan saya, mengulang dan mengulang dengan nada datar saja, dan lama-lama dia makin bernada melengking , lho, lho kok nadanya mengajak bertengkar. Apa mungkin tipikal orang-orang b**** seperti itu ya.Hampir semua yang saya temui seperti itu. Wah, saya jadi menggeneralisasikan. fiuhhhh
Selesai telpnya, saya masih kepikiran. Emosi saya masih terbawa. Saya tidak ubahnya dia yang tidak bisa membawa diri dan mengatur emosi. Biasa, menyesal itu datang belakangan. Hari itu, saya tutup dengan hening sejenak dan akhirnya tertidur pulas sampai pagi menjelang.