Senin, 14 Mei 2012

Anak dan staff rumah tangga

anak : ibu sayang sama anaknya?
ibu    ; sayang dong...
anak : kalau sayang, ibu engga usah kerja... di rumah aja
ibu    : lha nanti untuk bayar sekolah, beli susu pakai uang siapa dong
anak  : papa saja yang kerja
ibu     : kalau papa kan uangnya untuk membayar listrik, bayar mbak, bayar jemputan sekolah
anak  : ya udah, tapi ibu kerjanya pulang siang saja
ibu    : ya tidak bisa dik, kan jam kerja ibu sampai jam 5, nanti dimarahi sama bos ibu
anak : ya udah.. jam 5 ya.. tapi jangan malam
ibu    : emmm.... ibu kerjanya jauh.. jadi sampai rumah agak malam
anak : kantor jelek, bos ibu jelek

Itu percakapan yang sering terjadi antara saya dan si kecil. Hampir setiap hari pula saya mesti menjelaskan kenapa saya harus bekerja. Tetapi tetap saja, setiap bangun tidur, kalimat yang keluar dari mulutnya adalah : ibu tidak boleh kerja, aku mau sama ibu. Aih.... sedihnya.

Anak-anak, setiap hari, dari pagi sampai malam hanya bersama staff rumah tangga (alias pembantu-saya menyebutnya demikian).  Untungnya saya punya staff rumah tangga yang bisa dipercaya. Minimal, dia tidak kasar terhadap anak-anak. Staff rumah tangga saya ini lulusan SD, umurnya 16 th. Saya mau, semua staff rumah tangga yang pernah bekerja di keluarga kami, berubah nasibnya. Maka, staff rumah tangga yang mau maju, saya beri kesempatan untuk melanjutkan sekolah.

Program pendidikan selanjutnya untuk staff rumah tangga saya setelah lulus SMP, adalah menjahit. Nah, kebetulan tidak jauh dari tempat tinggal saya ada tempat kursus menjahit berserfikat. 

Saya merasa berkewajiban untuk membekalinya dengan keterampilan, supaya kelak jika dia menikah, bisa mencari uang di rumah sambil momong anaknya. Anak-anak mereka harus lebih baik nasibnya, tidak meneruskan pekerjaan sang ibu menjadi staff rumah tangga, atau jika lelaki menjadi buruh bangunan.

Adalah hak setiap insan untuk memperoleh kesempatan memperbaiki standar kehidupannya menjadi lebih baik. 


4 komentar:

  1. woooow mulianya...good hanee

    BalasHapus
    Balasan
    1. walah.. enggak lah.. :D.. thankyou anyway...

      Hapus
  2. sungguh berbahagia menjadi ibu yg slalu dirindukan, dan seorang ibu adalah seperti lirik dalam lagu mereka, hanya memberi tak harap kembali bagai sang surya menyinari dunia....

    BalasHapus
    Balasan
    1. hehehe ini "adik" ya?.. sudah bisa menyanyikan lagu itu nak?

      Hapus