Senin, 30 Juli 2012

Semua pencapaian di dunia akan berakhir sama

Semua yang hidup akan mati. Tumbuhan, hewan dan kita sbg manusia. Rasanya hidup ini singkat kalau kita berpikir tentang kematian. Kalau kita sedang bercita-cita, rasanya waktu berjalan lambat. Apalagi kalau cita-citanya banyak.

Sabtu lalu saya ke pemakaman Pondok Rangon, ada seorang teman gereja meninggal dunia. Kami berempat dari lingkungan mengurus pemberangkatan jenasah sampai ke pemakaman. Keluarganya beragama Kristen dan tidak tau tata cara upacara pemakaman secara Katolik. Saya pun sebenernya tidak tau. Untung saya hanya bertugas mengawal lagu-lagu saja. Teman saya, mba Tety yang sibuk mengurus kebutuhan ibadat, bunga, dupa, dan sebagainya.

Ibadat dipimpian oleh prodiakon (pembantu pastur). Saat yang paling "semedot" adalah saat jenasah dimasukkan ke liang kubur.Pemimpin ibadat memberi isyarat ke saya untuk nyanyi. Saya tidak siap lagu. Yang terbersit di pikiran saya adalah Amazing Grace, maka saya menyanyikan lagu itu. Sendiri. Tangisan mulai terdengar saling bersautan. Saya tercekat.

Memandang liang kubur, jenasah menyatu dengan tanah, sesingkat ini perjalanan kita di dunia. Manusia punya arti jika dia bisa berkarya untuk sesama dan semesta ini.

Semua pencapaian di dunia akan berakhir sama, dalam liang kubur. Seberapa banyak kekayaannya, setinggi apapun jabatannya, seluas apa lahan yang dimilikinya, agama apapun yang dia anut, semua sama, terbaring dalam ukuran 2x3.

Di pemakaman itu, blognya terbagi-bagi. Ada blok pemakaman beragama Kristen, Islam, Katolik. Hehehe.. yang meninggal sih sama saja. Meninggal, titik. Pengkotak-kotakan itu hanya diperlukan bagi si pengunjung untuk mengeksistensikan ke'aku'annya.

2 komentar:

  1. tjapoenk.blogspot.com8 Agustus 2012 pukul 17.47

    Pengkotak-kotakan itu hanya diperlukan bagi si pengunjung untuk mengeksistensikan ke'aku'annya. begitulah adanya....manusia smp di titik akhir masih mengkotak-kotakkan itu.

    BalasHapus