Senin, 10 September 2012

Jaman sekarang

Tadi pagi sambil sarapan, saya berbincang-bincang dengan teman. Dia dulu sekolah di sekolah khusus perempuan, sama seperti saya dulu. Ceritanya, banyak temen sekolahnya yang sekarang bercerai. Para wanita-wanita yang menjadi istri memutuskan untuk bercerai.

Mungkin permasalahan hubungan antara suami istri sejak jaman jebot sampai sekarang sama. Bedanya kalau dulu, wanita banyak di rumah dan tidak berpenghasilan, terikat oleh dogma bahwa istri harus tunduk kepada suami, dan ada yang menempatkan suami sebagai suhu yang seolah-olah tidak pernah salah. Jika salahpun ya harap maklum :D.hehehee.Sehingga pasa istri itu terpaksa setia sampai kakek nenek.

Tapi saya bisa saja salah, wanita-wanita jaman dulu mungkin benar setia adanya. Termasuk ibu saya.

Oya, saya setuju dengan kata menghormati bukan tunduk. Kesannya kalau tunduk itu tidak pantas untuk mendebat perbedaan je.

Istri jaman sekarang bekerja tidak hanya sekedar membantu/menambah penghasilan suami. Kadang malah polanya terbalik. Jadi wanita jaman sekarang juga menuntut para suami untuk bisa membantu pekerjaan dapur, menuntut suami untuk turut serta mendidik anak-anak, juga menuntut suami untuk bermain bersama anak.

Sehingga,yang seharusnya dilakukan sepulang dari kantor adalah bersama-sama menciptakan suasana berkualitas untuk anak-anak. Bukan pulang kerja, baca koran, nonton tv sementara istri masih ngurusi anak-anak dan terkadang juga ada para suami ada yang masih minta diurusi istri. Urusan romantisme suami istri ada waktunya sendiri lah. Hal-hal kecil ini terkadang memicu kejengkelan para istri yang endingnya adalah cerai. Jaman sekarang cerai bukan kata yang haram.

Saya setuju bahwa cerai itu terkadang malah membuat kehidupan lebih baik, jika memang suami tidak bisa menghormati istri atau sebaliknya.






           

1 komentar: