Jumat, 20 September 2013

Tersadar

Gara-gara ngobrol dengan sahabat saya yang di Makassar sono, saya jd teringat kebiasaan lama dulu, yang sudah saya tinggalkan. Obrolan bermulai dari pembahasan akan didirikannya perpustakaan yang merupakan impian saya (ndonga sik, semoga terlaksana:D) kemudian ke topik ini, nasi bungkus.

Dulu, subuh-subuh keliling membagikan nasi bungkus. Isinya sih sederhana, cuma nasi, telor dan orek tempe. Sasaran saya adalah orang gila dan para tuna wisma. Orang gila juga lapar kan?

Saya teringat tatapan orang gila itu. Sedikit takut sebenernya, tp saya tetap memberanikan diri untuk mendekatinya. Dia sedang sibuk mengais tong sampah waktu itu. Saya tidak berbicara, hanya menyerahkan kantong plastik berisi nasi bungkus itu, tatapannya nanar, tp nalurinya menuntun dia untuk menerima. Saya tersenyum, dia mengangguk.

Lama kelamaan, saya malah menjadi egois, ndak pernah mikirin mereka. Padahal rejeki saya jauh lebih baik dibanding tahun-tahun yang dulu. Ah, manusia memang suka lupa jika sudah enak ya, seperti saya ini.Lupa kalau saya dan orang-orang gila beserta tuna wisma itu menginjakkan kaki di bumi yang sama, bernafas dan hidup dalam semesta ini.

Terima kasih, sobatku, yang sudah mengingatkan aku. Peluk cium untukmu. muaaaahhhhh

Tidak ada komentar:

Posting Komentar