Kamis, 26 September 2013

Sekedar teman

"beib... lunch out ya.. lg bosen nih"

Pesan singkat itu membawa kami bertemu. Saya tiba terlebih dahulu. Sahabat saya tiba 10 menit kemudian. Saya paham betul dengan perangi satu sahabat ini. Raut mukanya sedang bete. Kami memesan makan siang. Karena saya memang penyuka jenis sayuran dan menjauhi jenis makanan yang serba daging, terutama daging merah, maka saya memesan brokoli bawang putih, tahu dan tempel, sedang dia memesan nasi timbel.

Sambil menunggu makanan datang, kami ngobrol. Sesekali saya memperhatikan dia melihat bb, memegang, lalu meletakkannya lagi. Saya tersenyum, pasti dia lagi galau.

"apa kabar dia?'", tanya saya

"emm.,, makin sibuk dia. Jarang ketemu sekarang. Urusannya macem-macem". sahutnya

"ndak ketemu tapi bbm-an kan, ?".. goda saya

"iya sih.. tp kan beda bbm, dengar suara atau ketemu langsung".. jawabnya

"jadi kangen nih ceritanya,, makanya bete?.. canda saya, sambil menatapnya dengan senyum-senyum

"he em sebenernya kangen.,, tapi makin ga kenal dia rasanya".. jawabnya

"ooo. ya kenalan lagi ah".. kata saya

"ah..kau.. !. emmm.. sebenernya, fungsiku apa ya untuk dia? Apa kehadiranku perlu? Toh kehidupan dia sudah bagus, sangat bagus malah. Rasanya sudah cukup sekian saja. Aku capek cemburu, aku capek menanti, aku capek begini terus "

Kali ini nadanya serius, tp saya jg paham, toh ini bukan kali pertama dia mengucapkan niat itu. Bolak-balik dia berusaha, tp ndak berhasil juga tuh. Sampai detik ini. Maka saya jawab sekenanya..

"tapi kau cinta kan?...tanya saya penuh selidik, walau sebenarnya saya juga tau jawabannya.

"cinta, ...banget".. katanya.

Makanan pesanan kami datang. Saya langsung menyantapnya, karena memang saya sudah lapar. Dia  mengaduk-aduk makanan itu dan menyuapkan satu dua sendok ke mulutnya. kemudian terdiam, lalu mengambil BB lagi, sekedar melihat.

"Lalu, tak bisakah kau, menjalani saja. Nikmati saja beib, kau juga butuh dia. Mungkin memang tanpa perlu berkomitmen, yang penting kamu dan dia saling mencintai. Itu saja rasanya sudah cukup. Percaya deh, dia jg mencintai kamu" kata saya sok bijaksana

"entah.." jawabnya

Saya menatap wajahnya. Sepertinya kali ini dia serius.

"Tapi kalaupun kau sudah siap dengan keputusanmu, aku tetap dukung beib. Kau kan jg tau teorinya, bahwa tidak ada yg abadi di dunia ini. Ya kan? Apa yang kita miliki, apapun itu, pasti akan hilang juga. Cuma masalah waktu saja. Bisa terjadi sekarang, lusa, dua tahun lg atau 5 th lagi?.. kata saya

"iya.." dia tersenyum... Tapi entah apa kelanjutannya, saya juga tidak tau.

'Ya udah ah, dimaem ntuh pesenannya" kata saya. Lalu kami sibuk mengunyah, sesekali kami saling mencomot pesanan masing-masing.

Mungkin,,, dia hanya butuh teman.. :)


1 komentar: