Minggu, 29 April 2012

Pikiran



Pikiran selalu bekerja. Coba amati, saat berjalan, saat makan, bahkan saat mengendarai kendaraan, pikiran kita pasti bekerja. Entah memikirkan yang sudah-sudah, atau memikirkan masa depan, keinginan, ketakutan dan sebagainya.

Salah seorang yang sangat dekat dengan saya, menggunakan pikiran dengan amat sangat. Baginya, hidupnya sangat menderita karena suami mempunyai wanita lain. Semua hal yang dia lakukan pasti akan terhubung dengan wanita itu atau kepada suaminya yang membuatnya sakit. Dia selalu memikirkan pembalasan, atau cita-cita untuk dirinya sendiri, agar kelak suatu saat terbebas dari kedua orang itu.

Dia bilang dalam bahasa Jawa "wis, tak trimak-trimakne" atau dlm bahasa Indonesianya begini "ya sudahlah, saya terima saja nasib saya begini". Dalam kalimat itu saya menangkap sebuah keterpaksaan.

Jika saya sedang ngobrol dengannya, dia tidak konsen dgn apa yang saya bicarakan karena sibuk dengan pikirannya, bahkan terkadang bergumam sendiri. Saya bayangkan menjadi dia, saya bakalan capek luar biasa. Mungkin itulah sebabnya, dia kurus kering. Selain kurus kering  dia juga sulit tidur akibat susah mendiamkan pikirannya. Bahasa kerennya insomnia.

Nah, karena insomnia itu, badan tidak istirahat, sehingga penyakit lainpun datang. Repot kan?
Hal yang seharusnya dilakukan adalah dengan sadar dia mengampuni, namun:

"janganlah berjuang untuk mengampuni, apabila anda masih terluka dan menderita, anda tidak mungkin bisa mengampuni. Sekalipun anda berjuang keras untuk mengampuni, anda tetap tidak akan bisa melakukannya. Oleh karena itu, sadarilah luka dan penderitaan itu. Setiap kali ingatan yang membuat anda terluka datang, sadarilah. Jangan hanya menyadari ingatan yang datang. Jangan hanya menyadari perasaan luka dan menderita. Tetapi juga tangkaplah kotoran batin yang mengiringinya. Kalau kotoran batin berhenti, luka dan penderitaan berhenti, barulah anda mungkin bisa mengampuni". **

Betapa dasyatnya pikiran itu. Akar dari semua permasalahan hidup. Bisakah kita menggunakan pikiran hanya pada saat diperlukan? Yuk kita mengembangkan kesadaran melalui hal-hal terkecil dalam kegiatan kita sehari-hari. Setiap hal, lakukan dengan sadar.

** TItik Hening (meditasi tanpa obyek) by J. Sudrijanta, S.J.

2 komentar:

  1. waaahhhh keren...tengkyu haneeee....muah....pagi yang indah

    BalasHapus
  2. pagi yang indah.. sudah sehat kan???

    BalasHapus