Senin, 22 April 2013

Cerita Buddhis

Ini saya copy dari wall-nya Pak Hudoyo Hupudio (pembimbing meditasi saya)

CERITA BUDDHIS

SAHABAT: Suatu hari, Buddha sedang berjalan dari suatu kota ke kota lain dengan beberapa pengikutnya. Ketika mendekati sebuah danau, Buddha berkata kepada seorang pengikutnya: "Saya haus. Tolong, ambilkan saya air dari danau itu."
Pengikutnya itu berjalan menuju danau itu. Ketika mendekat, dilihatnya beberapa orang sedang mencuci pakaian di danau itu, dan baru saja sebuah gerobak yg ditarik 2 ekor sapi melintasi pinggir danau itu. Air sekitarnya menjadi keruh dan berwarna gelap. Pengikut ini berpikir: " Mana mungkin memberi air keruh kepada Buddha sbg air minum?"

Iapun kembali dan menyampaikan ke Buddha:" Airnya sedang keruh. Saya pikir belum bisa diminum." Waktu berlalu, dan setengah jam kemudian Buddha memintanya kembali ke danau utk mengambilkan air minum untuknya. Dengan patuhnya, iapun kembali ke danau. Sekarang air danau sudah menjadi bening kembali. Lumpurnya sudah mengendap dan air di atasnya sudah berubah jernih, siap diminum. Iapun mengisi potnya dengan air itu.

Ketika Buddha melihatnya, ia berkata kepada pengikutnya: "Lihatlah, apa yg kamu lakukan utk membuat air itu jernih? Kamu diamkan, maka lumpurnya perlahan2 turun dengan sendirinya, dan kamu mendapat air yg bersih".

Begitu juga dengan pikiranmu. Kalau sedang tidak tenang ataupun galau, diamkan saja dulu. Beri waktu sesaat, lalu pikiran keruhmu itu akan berubah dengan sendirinya. Tidak usah repot utk mengendapkannya..

HUDOYO HUPUDIO:
<<Begitu juga dengan pikiranmu. Kalau sedang tidak tenang ataupun galau, diamkan saja dulu. Beri waktu sesaat, lalu pikiran keruhmu itu akan berubah dengan sendirinya. Tidak usah repot utk mengendapkannya..>>

Cerita yg bagus. Kesimpulannya: untuk mencapai pembebasan, tidak perlu melakukan apa2, tidak perlu Jalan Mulia Berunsur Delapan. Alih2, sadari saja gerak pikiran & aku ini. SADAR adalah Sila tertinggi; SADAR adalah Samadhi tertinggi; SADAR adalah Pannya tertinggi.

Itulah intisari Bahiya-sutta dan Mulapariyaya-sutta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar