Senin, 01 Oktober 2012

Menguping


Di stasiun Manggarai ini sambil menunggu kereta tujuan Bekasi datang, saya duduk di bangku. Sebelah saya ada seorang wanita kira-kira umur 24 th dan juga seorang laki-laki setengah baya. Dari penampilannya saya meraba bahwa wanita ini orang jalanan. Dan ternyata benar.

'Aki, tungguin kursi saya ya, saya beli makan dulu" kata si wanita.

Sesaat wanita itu berlalu, lelaki di sebelah saya, tanpa diminta, menjelaskan kepada saya " Itu bu, ditinggal mati lakinya, katanya kalau hidup di kontrakan sendiri kebayang terus wajah lakinya, jadi mendingan dia tidur di jalanan, di kantor polisi".

Saya hanya menjawab "ooo".. Trus saya terdiam. Jika dia dulunya tidak berasal dari jalanan, mengapa dia memilih hidup di jalanan? Kalau dia tidak bekerja , dari mana dia dapat uang untuk membeli sate lontong, untuk membeli sebatang rokok?

Tak lama kemudian dia datang membawa lontong sedikit dan sate ayam 5 tusuk juga sebatang rokok.

"Tiga ribu nih Aki... Aki mau?..

"Engga usah, minumnya udah ada belum? Cukup nggak kamu makan segitu?.. kata lelaki yg disebut Aki.

Saya melirik bungkusan itu, hanya beberapa iris lontong. Sayapun tak akan kenyang jika makan porsi segitu.

"Cukup"... Aki, beli sepatu dimana ya? -- kata si Wanita

" ya.. sebenernya saya juga jualan sepatu.. tunggu deh dua tiga hari lagi...".. jawab Aki

" Keburu jebol sepatu saya Ki"

Mata saya langsung tertuju pada sepatu yang dipakai si wanita yang kemudian saya tau bahwa namanya Ika. Sepatu kets hitam yang alasnya tinggal setengah cm. Kulit kakinya juga kelihatan dari lobang sepatunya itu.

Si Aki membiarkan Ika makan sendirian di samping saya. Aki kemudian ngobrol dengan salah satu temannya lagi.

" lihat nih,saya kemarin beli cincin, ini 20rb.. ada jg yg dijual gocengan. Tapi karena saya suka,, 20rb saya beli deh.. Saya mah gitu  orangnya ....kata Aki

"beli sama siapa Ki? , kata lelaki sebelahnya

" itu si Benyamin". jawab Aki

" Lah, kemaren dia jual hp sama saya Ki.. 100rb.. "

blablablablabaa....

Hari itu saya memang menguping. Mata saya menangkap sebungkus sate 5 tusuk dan lontong beberapa iris, sepatu kets jebol, cincin harga 20 ribuan berwarna hijau. Juga menangkap aura kasih sayang si Aki kepada Ika. Dalam keterbatasan, dalam kesederhanaan.

Kereta Commuter Line jurusan Bekasi datang. Sayapun masuk meninggalkan mereka dengan kehangatan obrolannya. Begitu masuk kereta ini, ipad bertebaran dan  hampir semua orang memegang blackberry.

Dalam hitungan menit, mata dan kuping saya menangkap 2 obrolan yang berbeda. Inilah kehidupan. Hidup adalah pilihan, seperti halnya Ika yang memilih untuk hidup di jalanan.


2 komentar: