Minggu, 26 Januari 2014

TItipan Ilahi

Ada nasehat yang mengatakan bahwa anak adalah titipan ilahi. Dengan segala kekurangan dan kelebihannya, sepatutnya kita syukuri anugerah itu. Boleh mendengar mereka menangis, boleh mendengar mereka saling bertengkar, boleh mendengar mereka merengek adalah sebuah anugerah. Andaikan tangisan itu tak terdengar lagi, andaikan sudah tidak ada lagi kegaduhan di rumah, andai tak ada lagi rengekan mereka, apa jadinya hati ini?

Sepatutnya, sebagai orangtua yang sudah diberikan titipan ilahi itu, belajar bersabar atas rengekannya, atas tangisannya, atas kenakalannya. Saya percaya, anak yang dibesarkan dengan kesabaran, akan belajar mandiri. Anak yang dibesarkan dengan cinta kasih, akan belajar mengasihi sesama. Anak yang dibesarkan dengan kepercayaan akan belajar tanggung jawab. 

Menjadi anak yang baik, pintar, percaya diri adalah dambaan semua orangtua. Namun, untuk menjadikannya, terlebih dahulu sebagai orangtua harus belajar mengendalikan diri. Sekedar memberikan nasehat melalui kata-kata adalah nol besar.

Ada haru menyelimuti batin ini, saat mereka berusaha menjadi yang terbaik. Dengan segala kesusahannya, dengan segala pengorbanannya. Berkorban mengesampingkan sifat kekanakannya, berkorban membuang hasrat untuk bermain. Jika anak-anak harus belajar untuk itu, selayaknyalah orangtuapun belajar untuk menjadi yang terbaik bagi anak-anak.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar