Kamis, 22 Desember 2011

Dampak pergantian jalur kereta api

Setiap terjadi perubahan, selalu ada pro dan kontra. Demikian pula saat pergantian route kereta api. Sebelum berubah, saya cukup naik kereta sekali dari Bekasi menuju stasiun karet,lalu nyambung mikrolet sekali menuju tempat kerja. Perubahannya adalah, tidak ada kereta langsung lagi seperti itu. Semua kereta berhenti di stasiun manggarai, lalu berganti kereta menuju tempat tujuan masing-masing. Dua hari pertama, kisruh. Penumpang marah-marah, ngamuk, karena merasa kerepotan. Hari pertama sempat terjadi demonstrasi. Hari kedua, stasiun dijagai oleh polisi, dan orang2 berbaju loreng membawa senjata. Walah, seperti mau perang saja ya. Saya juga sempet ngomel sebentar, tapi saya segera tersadar dan diam kemudian menjalaninya saja. Teman-teman saya masih saja mericuhkan perubahan tersebut, saya memilih untuk tidak menanggapinya. Kalau saya menanggapi, itu sama saja seperti memberi minyak pada kompor yang sedang menyala.. makin nge-bom jadinya hehee..

Nah, sekarang ini sudah ketemu polanya, bahkan saya lebih irit lho ongkosnya. Dari bekasi ke manggarai cukup naik kereta ekonomi seharga Rp 1.500,-. Kereta ekonomi ini tidak padat penumpang. Kemudian saya turun manggarai, berganti kereta apa saja yang menuju ke stasiun tanah abang. Terkadang ketemu kereta ekonomi, terkadang ketemu kereta commuter line. Sampai stasiun tanah abang, saya berganti kereta lagi menuju stasiun palmerah dan tinggal berjalan kaki menuju kantor.

Bayangkan, ongkos saya ke kantor semula commuter line seharga Rp 6.500,- kemudian metromini Rp 2.000,-, sekarang cukup dengan Rp 1.500,- saja sampai kantor. Dan tentu saja selama perjalanan, selama pergantian kereta dan selama berjalan kaki menuju kantor saya usahakan dalam keadaan "sadar". Ternyata, perubahan ini membuat saya sehat kantong, sehat badan, dan sehat batin.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar