Selasa, 06 Maret 2012

Konflik batin - Diam

Setelah dia selesai mengutarakan unek2nya.. keluarlah kalimat demi kalimat dari mulut saya demikian:

Kamu kan karyawan, tidak bisa menuntut atau merubah atasanmu menjadi seperti yang kamu mau. Semakin kamu bercerita kepada teman-temanmu, semakin sakit batinmu. Sebab, ibaratnya kamu itu adalah kompor dan teman-temanmu itu hanya minyak yang semakin membakar kamu. Mereka tidak menyelesaikan masalah. Batinmu semakin konflik, kamu tidak terima, kamu semakin terluka. Konflik batin dan pikiranmu membuat ragamu sakit.

Hanya ada dua pilihan. Satu, jika kamu tidak suka, kamu boleh keluar dari lingkungan itu. Tapi, pikirkan pekerjaan apa yang akan kamu lakukan sebagai pijakan hidupmu. Kedua, jika memang tidak ada yang bisa kamu pilih, maka, satu-satunya jalan adalah kamu berdamai dengan dirimu sendiri. Berdamai dengan batinmu sendiri.

Caranya? Mulai sekarang, buatlah list pekerjaan yang menurutmu terlampau padat itu. Satu per satu. Mulailah kamu lakukan pekerjaanmu dari nomor urut satu. Kalau perlu catat juga jam berapa kamu memulai dan mengakhiri setiap nomor pekerjaan itu. Diam dan kerjakan saja. Jika teman-temanmu curhat tentang atasan mereka yang juga atasanmu itu, cukup dengarkan saja. Jika atasanmu masih marah-marah, dengarkan saja.

Kadangkalam asyik juga mendengarkan orang marah-marah. Bayangkan, dengan segenap hati dia marah-marah, dan kamu hanya mendengarkan saja, emosimu tidak terseret di situ. Yang ada, energi dan batinnya terluka, sementara kamu fine-fine saja. Engga ngefek... ehhee.. enak kan?..

Batinmu tidak terluka, ragamu tidak sakit, uangmu tidak kamu hamburkan untuk berobat ke rumah sakit.

Dalam diam, akan terurai semuanya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar